
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menggunakan kaedah biologi untuk kesejahteraan
manusia dikenali dengan bioteknologi. Ia berasal dari dua kata yaitu bio
bermakna makhluk hidup dan teknologi pula adalah cara untuk memproduksi atau
membuat barang tertentu.Secara sederhana, bioteknologi adalah usaha untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dengan memanfaatkan mikro organisma tanaman dan
haiwan untuk kepentingan ekonomi.
Ciri-ciri manusia adalah selalu ingin
mengetahui rahasia alam, memecahkannya dan kemudian mencari teknologi untuk
memanfaatkannya, dengan tujuan memperbaiki kehidupan manusia. Semuanya
dikembangkan dengan menggunakan akal, atau rasio, yang merupakan salah satu
keunggulan manusia dibanding makhluk hidup lainnya. Sampai sekarangpun ciri
watak manusia itu masih terus berlangsung. Satu demi satu ditemukan teknologi
baru untuk memperbaiki kehidupan manusia agar lebih nyaman, lebih menyenangkan,
dan lebih memuaskan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Islam dan Bioteknologi.
2.
Kloning dan permasalahannya.
3.
Hukum kloning dalam pandangan Islam.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Bioteknologi
Kata bioteknologi berasal dari dua kata yaitu
bio bermakna makhluk hidup dan teknologi pula adalah cara untuk memproduksi
atau membuat barang tertentu.Secara sederhana, bioteknologi adalah usaha untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dengan memanfaatkan mikro organisma tanaman dan
haiwan untuk kepentingan ekonomi.
Hal sama dinyatakan oleh European Federation of
Biotechnology (1989) bahawa bioteknologi adalah perpaduan ilmu pengetahuan alam
dan ilmu rekayasa untuk meningkatkan aplikasi organisma hidup, sel, bahagian
organisma hidup dan molekul untuk menghasilkan satu produksi atau jasa.
Artinya, bioteknologi tidak menggunakan unsur kimia dalam memproduksi sesuatu.
Sebabnya, ia hanya menggunakan mikro organisma, sel dan molekul benda itu
dengan merekayasanya untuk tujuan tertentu. Ia sehingga sel hidup yang ada
dalam tumbuhan atau haiwan itu dapat melakukan tugas tertentu yang bermanfaat
dengan cara yang dapat dijangka dan dikawal.
Oleh itu, menurut Ratledge (1992) bioteknologi
sebenarnya bukanlah setakat ilmu pengetahuan. Ia juga penerapan ilmu
pengetahuan bagi kesejahteraan manusia dan lingkungan. Hal ini bermakna ia
adalah perkara praktikal bukan teoritikal. Berdasarkan definisi di atas, maka
nenek moyang kita telah melakukan bioteknologi secara tradisional yang mereka
sendiri tidak memahami rumusan sainsnya. Sebab pembuatan tempe, cuka, belacan
dan dadih sebenarnya melalui proses bioteknologi, walaupun dalam batas dan
bentuk yang sangat sederhana.
Saintis sependapat bahawa bioteknologi untuk
meningkatkan kesejahteraan manusia dan lingkungan. Hal ini kerana sifat
bioteknologi lebih mesra alam berbanding pendekatan kimia dan fizik. Penggunaan
kaedah bioteknologi dapat dilakukan dalam pelbagai aspek kehidupan seperti
perubatan, alam sekitar, produksi makanan dan pertanian.
Dalam ajaran Islam, alam dan isinya seperti
haiwan dan tumbuh-tumbuhan diciptakan untuk manusia. Manusia diberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengambil manfaat daripadanya.
B.
Kajian Islam tentang Bioteknologi
Al-Baqarah 164

Seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam
Al-Quran surat Al Alaq ayat 1-5 :

Dari semua itu, selain belajar dan memahami
suatu ilmu, islam pun sangat menekankan pada implikasi dari ilmu tersebut,
karena ilmu tersebut ada untuk memudahkan dan meningkatkan kulitas hidup
manusia itu sendiri.
Hal ini dinyatakan dalam al-Quran melalui
firman-Nya bermaksud: “Apakah mereka tidak memperhatikan bahawa kami telah
turunkan air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu
tanam-tanaman untuk makanan mereka dan ternakan mereka. Maka apakah mereka
tidak memperhatikan.” (Surah al-Sajadah, ayat 27) Firman Allah bermaksud: “Dan
kami telah ciptakan binatang ternak untuk kamu. Padanya ada bulu yang
menghangatkan dan pelbagai manfaat yang lain. Sementara sebahagian yang lain
dapat kamu makan.”
Pada zaman Rasulullah SAW, penduduk Madinah
juga pernah melakukan bioteknologi sederhana dengan mengikat pelepah satu
batang kokok kurma dengan pelepah pokok yang lainnya. Cara ini dipercayai dapat
meningkatkan hasil kurma. Melihat hal itu, Baginda melarangnya dan penduduk
Madinah menghentikan kaedah berkenaan. Keadaan itu menyebabkan hasil penanaman
kurma di Madinah merosot. Penduduk kemudian menemui Rasulullah untuk
menyampaikan berita duka itu. Salah seorang penduduk berkata : “Ya Rasulullah,
dulu kami ikat pelepah kurma yang satu dengan yang lain, sehingga hasil kurma
kami berlipat ganda. Sesudah engkau melarangnya, kini hasil kurma kami jatuh
merosot.” Rasulullah menyuruh penduduk Madinah melakukan perbuatan mengikat
pelepah kurma seperti sebelumnya dan berkata: “Kamu lebih faham akan urusan
dunia kamu.” Berdasarkan hadis di atas dapat difahami bahawa Rasulullah
selaku pemegang kekuasaan agama ternyata memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada manusia untuk mengubah suai dan merekayasa isi alam untuk
kepentingan dan kemaslahatan umum.Jumlah penduduk dunia semakin bertambah.
Pada keadaan ini, bioteknologi dapat dijadikan
alternatif untuk meningkatkan hasil pertanian dan penternakan. Dari aspek
agama, penemuan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi kemaslahatan manusia dan
alam sekitar adalah amal jariah yang tidak akan putus pahalanya dan kebaikan
yang abadi.
C.
Pengertian Kloning
Secara harfiah, kata “klon” (Yunani: klon,
klonos) berarti cabang atau ranting muda. Kloning berarti proses pembuatan
(produksi) dua atau lebih individu (makhluk hidup) yang identik secara genetik.
Kloning organisme sebenarnya sudah bcrlangsung selama beberapa ribu tahun lalu
dalam bidang hortikultura. Tanaman baru, misalnya, dapat diciptakan dari sebuah
ranting. Dalam dunia hortikultura (dunia perkebunan) kata “klon” masih
digunakan hingga abad ke-20.
Secara mendetail, dapat dibedakan 2 jenis
kloning. Jenis pertama adalah pelipat gandaan hidup sejak awal melalui
pembagian sel tunggal menjadi kembar dengan bentuk identik. Secara kodrati,
mereka seperti “anak kembar”. Jenis kedua adalah produksi hewan dari sel tubuh
hewan lain.
D.
Tata Cara Pelaksanaan Kloning
Setiap kloning manusia memerlukan sel somatik
tetapi juga memerlukan sel telur. Sel somatik adalah semua sel, selain sel
reproduksi. Dalam setiap sel terdapat organ berupa dinding sel, membran sel,
neuklus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan menguatkan sel. Membran sel
sebagai pengatur peredaran zat dari dan ke dalam sel. Neuklus adalah pengatur
segala seluruh kegiatan hidup dari sel, termasuk proses perkembangbiakan.
Kloning manusia mempunyai proses atau cara yang hampir sama dengan bayi tabung.
Pertama dilakukan pembuahan sperma dan ovum diluar rahim, setelah terjadi
pembelahan (sampai maksimal 64 pembelahan) di tanam di dalam rahim, sel intinya
diambil dan diganti dengan sel inti manusia yang akan di kloning.
Teknik ini melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan donor ovum (sel
gamet). Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang mutlak
dan tidak mungkin dihindari, tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi
dan rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan dan induk betina. Ini mengakibatkan
anak yang dihasilkan memiliki sifat yang (boleh dikatakan) sama persis dengan
‘induk’ donor sel somatis.
Dalam tahapan kloning sel, setelah inti sel
dari sel dewasa ditransfer ke dalam sel telur yang telah dihilangkan intinya,
diperlukan waktu untuk sel tersebut didiamkan yang diunggul.
Sedangkan kloning reproduksi yang diciptakan
oleh manusia itu sendiri dilakukannya karena faktor ingin menghasilkan
keturunan. Dilakukannya kloning ini juga ketika dihadapkan dalam permasalahan
untuk seorang pasangan yang mengalami gangguan infertilisasi. Namun
patut diingat kloning manusia memang mengandung beberapa resiko kematian dan
gangguan pasca kelahiran.
E.
Permasalahan Dalam Kloning
Banyak negara dan agamawan yang terang-terangan
melarang dan menolak kloning pada manusia karena masalah itu bersinggungan
dengan moral, etika, dan agama, belum lagi keruwetan silsilah. Bayangkan
begini: saya bertindak sebagai donor sel somatis yang hendak diklon. Sel telur
(ovum) diambil dari Tamara Blezinski, dan zigot ditanamkan dirahim Luna Maya.
Pertanyaannya: bayi yang lahir anak siapa? Itu hanya masalah sederhana yang
gampang dipahami oleh awam. Jika dikaitkan dengan berbagai peraturan keagamaan,
soal itu bisa jadi lebih ruwet lagi. Jadi saya gak mau membahasnya.
Namun demikian, beberapa pihak mengklaim telah
melakukan kloning pada manusia, misalnya:
Ø Severino
Antinori, ginekolog terkenal asal Italia, mengaku berhasil mengkloning tiga
bayi sekaligus. Dokter kontroversial ini pernah membantu wanita menopause
berusia 63 tahun untuk melahirkan. Konon dr Antinori inilah yang berhasil
melakukan klone pada manusia dan lahirlah bayi perempuan yang dinamai Eve, yang
sekarang telah berusia 6 tahun.
Ø dr Panayiotis
Zavos, seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, mengaku telah mengkloning manusia.
Kepada surat kabar Inggris, Independent,Zavos mengaku berhasil mengkloning 14
embrio manusia, 11 di antaranya sudah ditanam di rahim empat orang wanita.
Ø Stemagen Corp.,
mengklaim menjadi peneliti pertama yang berhasil mengkloning manusia. Mereka
menggunakan teknik bernama somatic cell nuclear transfer, atau SCNT, yang
melibatkan lubang dari sel telur yang disuntikkan sebuah sel nukleus dari
seorang donor untuk kemudian dikloning dengan sel kulit yang berasal dari dua
orang laki-laki.
Lepas dari kontroversi masalah kloning pada
manusia, tampaknya ilmu pengetahuan bio molekuler dan rekayasa genetika akan
tetap melaju tak terbendung dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seperti
juga di dunia fisika teoritis, upaya memburu
‘Partikel Tuhan’ untuk menjawab asal mula pembentukan semesta ini mulai
menampakkan hasil. Kedua bidang itulah yang tampaknya menyebabkan manusia
secara tak sadar mulai menjejakkan kaki selangkah masuk ke wilayah Tuhan.
F.
Dampak Dari Hasil Kloning
Kloning mempunyai dua dampak, yaitu manfaat dan
kerugian. Adapun manfaat dari Kloning diantaranya adalah:
1. Kloning pada
tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan
produktivitasnya.
2. Mencari obat
alami bagi banyak penyakit manusia-terutama penyakit-penyakit kronis-guna
menggantikan obat-obatan kimiawi yang dapat menimbulkan efek samping terhadap
kesehatan manusia.
3. Untuk memperoleh
hormon pertumbuhan, insulin, interferon, vaksin, terapi gen dan diagnosis
penyakit genetik.
Selain
terdapai banyak manfaat Kloning juga menimbulkan kerugian, antara lain:
1.
Kloning pada manusia akan menghilangkan nasab.
- Kloning pada perempuan saja tidak akan mempunyai ayah.
Menyulitkan pelaksanaan hokum-hukum syara’.
Seperti hukum pernikahan, nasab, nafkah, waris, hubungan kemahraman, hubungan
‘ashabah, dan lain-lain. Adapun akibat
khusus dari kloning pada manusia:
1.
Merusak peradaban manusia.
2.
Memperlakukan manusia sebagai objek.
3.
Jika
kloning dilakukan manusia seolah seperti barang mekanis yang bisa dicetak semaunya oleh pemilik modal. Hal
ini akan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia hasil kloning.
4.
Kloning akan menimbulkan perasaan dominasi dari
suatu kelompok tertentu terhadap kelompok lain. Kloning biasanya dilakukan pada
manusia unggulan yang memiliki keistimewaan dibidang tertentu. Tidak mungkin
kloning dilakukan pada manusia awam yang tidak memiliki keistimewaan
G.
Hukum dan Kajian Kloning Dalam Islam
Permasalahan kloning adalah merupakan kejadian
kontemporer (kekinian). Dalam kajian literatur klasik belum pernah persoalan
kloning dibahas oleh para ulama. Menurut beberapa pandangan ulama kontemporer.
Ulama mengkaji kloning dalam pandangan hukum
Islam bermula dari ayat berikut: “… Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki …”
(QS. 22/Al-Hajj: 5).
Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan
mengutip ayat di atas, bahwa ayat tersebut menampakkan paradigma Al-Qur’an
tentang penciptan manusia mencegah tindakan-tindakan yang mengarah pada
kloning. Dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah tindakan
Tuhan. Segala bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap sebagai perbuatan yang
melampaui batas.
Menurut syara’ hukum Kloning pada tumbuhan dan
hewan tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas yang mubah hukumnya.
Dari hal itu memanfaatkan tanaman dan hewan dalam proses kloning guna mencari
obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit manusia terutama yang kronis
adalah kegiatan yang dibolehkan Islam, bahkan hukumnya sunnah (mandub), sebab
berobat hukumnya sunnah. Begitu pula memproduksi berbagai obat-obatan untuk
kepentingan pengobatan hukumnya juga sunnah. Imam Ahmad telah meriwayatkan
hadits dari Anas RA yang telah berkata, bahwa Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya
Allah Azza Wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia menciptakan pula
obatnya. Maka berobatlah kalian !”
Imam Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari
Usamah bin Syuraik RA, yang berkata: ”Aku pernah bersama Nabi, lalu
datanglah orang-orang Arab Badui. Mereka berkata,’Wahai Rasulullah, bolehkah
kami berobat ?”
Maka Nabi SAW menjawab : “Ya. Hai
hamba-hamba Allah, berobatlah kalian, sebab sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
tidaklah menciptakan penyakit kecuali menciptakan pula obat baginya…”
Oleh karena itu, dibolehkan memanfaatkan proses
Kloning untuk memperbaiki kualitas tanaman dan mempertinggi produktivitasnya
atau untuk memperbaiki kualitas hewan seperti sapi, domba, onta, kuda, dan
sebagainya. Juga dibolehkan memanfaatkan proses Kloning untuk
mempertinggi produktivitas hewan-hewan tersebut dan mengembangbiakannya,
ataupun untuk mencari obat bagi berbagai penyakit manusia, terutama
penyakit-penyakit yang kronis. Demikianlah hukum syara’ untuk Kloning manusia,
tanaman dan hewan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpilan
Berdasarkan
uraian di atas, kami berpendapat bahwa:
1.
Setiap teknologi ciptaan manusia mempunyai
kebaikan dan keburukan termasuklah bioteknologi. Perkembangan pesat bidang
bioteknologi menyaksikan pelbagai aplikasi untuk kegunaan manusia telah dicipta
dan diteroka.
2.
Adapun mengenai hukum Kloning dari kajian
diatas dapat disimpulkan bahwa hukum Kloning dibagi menjadi dua, yang pertama
yaitu Kloning yang diperbolehkan, dan
Kloning yang tidak diperbolehkan.
3.
Sedangkan Mengenai Kloning yang diperbolehkan
adalah Kloning yang meninmbulkan kemaslahatan bagi manusia antara lain yaitu
Kloning pada tanaman dan hewan adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan
hewan, meningkatkan produktivitasnya, mencari obat alami bagi banyak penyakit
manusia-terutama penyakit-penyakit kronis.
4.
Sedangkan Kloning yang tidak diperbolehkan
adalah Kloning terhadap manusia yang dapat menimbulkan mafsadat (dampak negatif
yang tidak sedikit; antara lain : menghilangkan nasab, menyulitkan pelaksanaan
hokum-hukum syara’.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Noor Munirah Isa. (Mac, 2009). Bioetika Islam Dalam
Bioteknologi: Ke Arah Pengaplikasian Ilmu Yang Diberkati. Kertas kerja
dibentangkan dalam Seminar Islam dan Sains dalam Pembangunan Tamadun, Kuala
Lumpur, Malaysia.
Alkaf, Halid. Kloning dan Bayi Tabung Masalah dan
Implikasinya (PB UIN: Jakarta. 2003) hal.4.
Almundziri, Imam. Ringkasan Hadist Shahih Muslim edisi 2.
PUSTAKA AMANI, Jakarta.2003.
An-Nasa’I, Imam. Sunan An-Nasa’i. Darul Fikri. Beirut
Lebanon.2000
Asy-Syaukani,Lutfi. Poltik, HAM, dan
Isu-isu Teknologi dalam Fiqih Kontemporer (Pustaka Hidayah: Bandung.1998)
hal.141
Ibnu Majah. Sunan Ibnu Majah, Dar el Fikr. Beirut
Lebanon.2000
Mahfudh,
Sahal, Dr. Solusi Problematika Aktual
Hukum Islam (LTN NU dan Diantama: Surabaya. 2004) hal.544.
Muslim, Imam. Shahih Muslim, Darul Kutub al-Islamiyah.Beirut. 2001
Departemen
Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya edisi revisi 1994.cv Adi Grafika
semarang.
Forum Karya Ilmiah 2004, Kilas Balik Teoritis Fiqh Islam.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking