Dinsdag 13 Januarie 2015

Aplikasi Ilmu Kimia Dibidang Teknik NUklir

Perkembangan teknologi di Dunia saat ini sangat canggih dan modern, tetapi di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat masih kurang untuk system teknologinya contohnya pada bidang energy. Di Negara – Negara lain sudah banyak menggunakan konsep energy nuklir yang bisa membuat Negara tersebut maju dalam beberapa bidang. Memang energy nuklir saat ini banyak diperbincangkan oleh beberapa Negara maju lainnya seperti dampak negative dan positifnya.
Teori 1.
Nuklir merupakan istilah yang berhubungan dengan inti atom yang tersusun atas dua buah partikel fundamental, yaitu proton dan neutron. Di dalam inti atom terdapat tiga buah interaksi fundamental yang berperan penting, yaitu gaya nuklir kuat dan gaya elektromagnetik serta pada jangka waktu yang panjang terdapat gaya nuklir lemah. Gaya nuklir kuat merupakan interaksi antara partikel quark dan gluon yang dibahas dalam teori quantum chromodynamics (QCD) sedangkan gaya nuklir lemah adalah interaksi yang terjadi dalam skala inti atom seperti peluruhan beta yang dibahas dalam elecrowea.
Teori 2.
Energi nuklir dihasilkan di dalam inti atom melalui dua buah jenis reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi. Reaksi fusi adalah suatu reaksi yang menggabungkan beberapa partikel atomik menjadi sebuah partikel atomik yang lebih berat. Reaksi fusi dapat menghasilkan energi yang sangat besar seperti yang terjadi pada bintang. Salah satu reaksi contoh reaksi fusi adalah penggabungan partikel deuterium (D atau 2H) dan tritium (T atau 3H). Langkah pertama, deuterium dan tritium dipercepat dengan arah yang saling mendekati pada suhu termonuklir. Penggabungan antara dua buah partikel tersebut membentuk helium-5 (5He) yang tidak stabil sehingga mengakibatkan peluruhan. Dalam proses peluruhan ini, sebuah neutron dan partikel helium-4 (4He) terhambur disertai dengan energi yang sangat besar, yaitu 14,1 MeV untuk penghamburan neutron dan 3,5 MeV untuk penghamburan helium-4. Sampai saat ini, reaksi fusi belum dapat dirancang oleh manusia karena membutuhkan suhu yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan pemanfaatan reaksi fusi sebagai sumber energi listrik belum dapat direalisasikan.
Contoh dalam suatu energy nuklir banyak terkandung energi yang dihasilkan dari reaktor nuklir berasal dari reaksi nuklir neutron + uranium-235 fisi. Satuan energi yang dihasilkan dalam kedua reaksi diatas biasanya menggunakan eV1 . Dari setiap atom karbon (C) yang dibakar dengan reaksi kimia diatas maka akan 11 eV = 1.6 x 10-19 Joule = 3.8 x 10-20 kalori. Reaksi Nuklir dihasilkan energi 4.0 eV, sedangkan untuk setiap atom uranium yang mengalami reaksi nuklir fisi diperoleh energi 200 juta eV, atau 200 MeV. Sehingga energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir sekitar 50 juta kali lebih besar dibandingkan energi yang dihasilkan dari reaksi kimia.
Perbedaan dalam hal produk sampingan atau sampah dari reaksi nuklir dan reaksi kimia juga cukup dramatis. Sampah yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir memang memiliki radiotoksisitas yang lebih besar dari sebagian besar produk sampingan pembangkit listrik tenaga batubara. Namun level radiotoksisitas tersebut perlu juga memperhatikan kuantitas yang dihasilkan dimana reaktor nuklir menghasilkan kuantitas yang jauh lebih sedikit. Pada reaktor nuklir, dengan mengaplikasikan teknologi proses-ulang dimana sebagian bahan bakar bisa kembali diolah menjadi bahan bakar, maka jumlah sampah dengan radioaktivitas tinggi dari pembangkit daya 1000 MW(e) akan sekitar 10 ton pertahun. Sedangkan pada kasus batubara, 5% atau lebih dari batubara yang dibakar akan menjadi debu yang harus. Reaksi Nuklir dipindahkan dan ditampung pada lahan tertentu. Jumlah debu yang dihasilkan sekitar lima gerbong kereta berkapasitas 100 ton per hari. Ditambah lagi adanya sekitar 100 ton sulfur dioksida, merkuri, dan timbal serta lainnya yang perlu penanganan khusus agar tidak terbuang ke lingkungan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengaruh lingkungan terbesar dari pembakaran batubara. Yaitu efek pemanasan global yang disebabkan oleh ribuan ton CO2 yang dilepaskan ke atmosfer setiap hari oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Sedangkan reaktor nuklir tidak menghasilkan CO2 dalam proses pembangkitan energinya.
Dasar reaksi nuklir, selanjutnya kita akan pelajari model inti atom dan beberapa hal mendasar terkait reaksi nuklir. Pemahaman ini cukup untuk menjadi bekal awal memahami aspek fisika reaktor nuklir, dan saat kita tidak perlu membahas konsep fisika inti secara mendalam. Model standar dari atom digambarkan dengan adanya inti atom dengan kerapatan massa yang tinggi dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif yang bergerak pada orbitnya. Dibandingkan dengan ukuran atom dengan diameter 10-8 cm, inti atom memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu pada orde 10-12 cm. Kita dapat modelkan inti atom terdiri dari sejumlah N neutron dan Z proton. Neutron dan proton keduanya disebut nukleon yaitu partikel penyusun inti atom. Sehingga inti atom memiliki N+Z nukleon. Jumlah proton, Z, disebut nomor atom dan menentukan sifat kimia atom tersebut, sedangkan N+Z disebut berat atom atau nomor massa. Inti atom dengan nomor atom yang sama namun berbeda nomor massa karena perbedaan jumlah neutron disebut sebagai isotop dari satu elemen kimia atau atom yang sama. Kita akan menggunakan notasi inti atom dengan dimana X adalah symbol yang digunakan pada tabel periodik untuk menunjukkan elemen kimia atau atom tertentu.
Persamaan reaksi diatas belum dapat menginformasikan kepada kita berapa probabilitas terjadinya reaksi tersebut ataupun apakah reakdi tersebut bersifat eksotermik atau endotermik. Namun persamaan reaksi nuklir diatas mengilustrasikan dua kekekalan yang harus dipenuhi yaitu kekekalan muatan (Z) dan kekekalan jumlah nukleon (N+Z). Kekekalan muatan dipenuhi dengan jumlah Z (jumlah proton) antara. Reaksi Nuklir kedua sisi persamaan harus sama, pada kasus diatas 2+3 = 4+1. Kekekalan jumlah nukleon dipenuhi dengan jumlah indeks atas (N+Z) yang sama, pada kasus diatas 4+6 = 9+1. Reaksi nuklir pada umumnya terjadi dalam dua tahap. Pertama terbentuk inti gabungan dari kedua partikel yang bereaksi, namun inti gabungan ini tidak stabil karena memiliki energi berlebih, sehingga akan mengeluarkan energi berlebihnya. Energi berlebih tersebut dikeluarkan dengan cara meluruh kembali menjadi dua atau beberapa partikel. Misalnya untuk kasus reaksi Helium dan Lithium diatas, reaksi lebih detail adalah sebagai berikut. Dimana inti gabungan pada reaksi diatas adalah inti Boron. Waktu yang diperlukan inti gabungan untuk meluruh kembali umumnya sangat cepat, khususnya pada reaksi-reaksi nuklir yang akan kita pelajari dapat diasumsikan bahwa inti gabungan meluruh secara seketika sehingga tidak bermasalah untuk menuliskan persamaan reaksi tanpa tahap pembentukan inti gabungan. Kasus lain, misalnya bila inti nuklida yang terbentuk tidak stabil namun meluruh dalam waktu yang lama, maka persamaan reaksi perlu ditulis dalam dua persamaan reaksi berbeda tidak digabungkan. Misalnya, ketika neutron ditangkap oleh Indium yang kemudian memancarkan sinar gamma sebagai berikut. Sinar gamma tidak memiliki massa maupun muatan, sehingga memiliki nilai Z dan N+Z nol. Indium-117 bukanlah inti yang stabil namun mengalami peluruhan radioaktif menjadi timah (Sn) dan memancarkan elektron serta sinar gamma sebagai berikut. Reaksi nuklir tidak terjadi secara seketika tapi setelah rentang waktu tertentu. Elektron memiliki notasi dengan muatan -1 karena memiliki muatan yang berlawanan dengan proton dan massa elektron nol karena massanya sekitar dua ribu kali lebih kecil dari massa proton atau neutron. Munculnya elektron yang terpancar dari inti atom dapat dipandang sebagai hasil dari perubahan neutron pada inti atom menjadi proton dan sebuah elektron.
Waktu yang diperlukan untuk terjadinya reaksi peluruhan seperti ditunjukkan oleh parameter yang disebut waktu paruh, dengan notasi t1/2. Waktu paruh, t1/2, adalah waktu yang diperlukan sehingga populasi inti menjadi setegah dari populasi awal karena setengahnya meluruh. Dalam waktu t1/2 populasi inti akan 1/2 populasi awal karena 1/2 nya telah meluruh Dalam waktu 2 t1/2 populasi inti akan ¼. Reaksi Nuklir populasi awal karena 3/4 nya telah meluruh, dalam waktu 3 t1/2 populasi inti akan menjadi 1/8 populasi awal karena 7/8 nya telah meluruh, dan seterusnya. Pada kasus diatas waktu paruh dari Indium-117 adalah 54 menit. Waktu paruh tiap nuklida berbeda-beda mulai dari orde dibawah satu detik, hingga menit, jam, hari dan ratusan tahun. Misalnya reaksi berikut. Dengan waktu paruh t1/2 = 2.45 x 105 tahun. Kita akan kembali mempelajari konsep waktu paruh dan peluruhan radioaktif secara kuantitatif di bagian selanjutnya.
Sinar gamma seringkali tidak disertakan dalam persamaan reaksi karena tidak memiliki massa maupun muatan sehingga tidak berpengaruh terhadap kesetimbangan massa dan muatan. Namun, sinar gamma menjadi penting terkait dengan hokum kekekalan energi yang akan kita pelajari selanjutnya. Peran dari sinar gamma dapat digambarkan dalam fenomena berikut. Setelah mengalami reaksi tumbukan, peluruhan, atau reaksi lainnya, inti atom umumnya berada dalam keadaan tereksitasi. Kemudian inti atom ini kembali ke keadaan non-eksitasi dengan melepaskan energi dalam bentuk satu atau beberapa sinar gamma atau foton. Sinar gamma yang dipancarkan inti atom tereksitasi ini memiliki energi beragam bergantung kepada keadaan energi kuantum dari inti atom tersebut.Fenomena yang terjadi pada inti atom ini dapat dianalogikan dengan apa yang terjadi pada level atom ketika elektron orbital yang berada dalam kondisi tereksitasi turun ke keadaan dasar (non eksitasi) dengan memancarkan sinar gamma atau foton. Dalam pembicaraan inti atom biasa digunakan istilah sinar gamma, sedangkan foton lebih sering digunakan dalam level atom meskipun keduanya adalah sama. Hanya saja orde energi dari sinar gamma atau foton yang dipancarkan dari inti atom sekitar satu juta kali lebih besar (orde MeV) dibandingkan energi dari sinar gamma yang dipancarkan oleh elektron orbital (orde eV).
Satu lagi radiasi nuklir yang belum kita bicarakan adalah neutrino. Neutrino muncul bersamaan dengan dipancarkannya elektron dari inti atom dan membawa sebagian dari energi reaksi. Karena neutrino, sejauh yang bisa kita amati, tidak berinteraksi dengan bahan maka energi reaksi yang dibawa oleh neutrino secara praktis dianggap hilang. Itulah energy nuklir yang selama ini banyak diperbincangkan oleh kalangan Negara – Negara maju di dunia, yang banyak menimbulkan perdebatan dan pertikaian/konflik yang terjadi saat ini.
















DARTAR PUSTAKA
1.      BELA J. CSIK AND JUERGEN KUPITZ, 'Nuclear Power Applications : Suppliying Heat For Homes and Industries', IAEA Bulletin, Vol 39, February, 1997.
2.      K. HADA, et.al, 'JAERI design for HTTR-steam reforming system', The 3rd JAERI Symposium on HTGR Technologies, Japan 15-16 February 1996.

3.      NUCLEAR HEAT APPLICATION, Proceeding of a Technical Committee Meeting and Workshop on Nuclear Heat Application, IAEA, VIENNA, 1984.

Dinsdag 06 Januarie 2015

Ruang Lingkup Sosilogi Agama Dan Durkheim

SOSIOLOGI AGAMA
mempelajari perilaku masyarakat beragama

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI AGAMA

Sosiologi Agama (Bustanuddin Agus)

Membahas masalah-masalah :

(1)     pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama,

(2) fungsi dan kedudukan upacara keagamaan dalam memelihara
      solidaritas sosial,

(2)   peran organisasi keagamaan, serta

(4) peran elit agama dalam pembangunan

Ruang Lingkup Sosiologi Agama menurut Fatmawati

1.       Pengalaman-pengalaman keagaman dalam kelompok masyarakat hubungannya dengan dunia transendental
2.           Mempelajari perilaku keagamaan masyarakat dalam hubungannya dengan kehidupan lingkungan sosialnya.
3.             Mempelajari kelembagaan atau institusi atau pranata keagamaan
4.             Mempelajari perubahan sosial :
        perkembangan, kemajuan dan kemunduran pemeluk agama.
5.           Gerakan-gerakan sosial dan organisasi agama, atau konflik

Ruang Lingkup Sosiologi Agama menurut Fatmawati (2009)
Bab 1.  Hakekat agama
1.       Defenisi agama (menurut istilah dan menurut sosial)
2.       Fungsi agama terhadap individu
3.       Fungsi agama terhadap masyarakat (Odhea, ada 6 fungsi agama)

Bab II. Teori sosiologi Agama
1.    Menurut Augute comte, perkembangan tahapan pemikiran manusia.
teologis, metafisik, rasional/positif.
2.    Herbert Spencer, tradisional ke komplek zaman modern
3.    Taylor, perkembangan keagamaan masyarakat, dari paham animism, dinamisme, politeisme dan monoteisme.
4.    Talcott Parsons, structural fungsional, yakni Fungsi agama terhadap manusia menciptakan keteraturan masyarakat dan saling fungsional (pranata sosial, kelembagaan masy)
5.        Karl marx, agama sebagai candu masyarakat
6.        Ibnu Khaldun, agama menciptakan ikatan solidaritas sosial

 Bab III. Pengalaman-pengalaman keagaman dalam kelompok masyarakat hubungannya dengan dunia transendental
1.                                                                                                                                               Upacara keagamaan
2.                                                                                                                                               Ikatan solidaritas sosial
Bab. IV.  Hubungan agama dan pranata/kelembagaan/institusi keagamaan/sosial masyarakat
1.        Mempelajari perilaku keagamaan masyarakat dalam hubungannya dengan kehidupan lingkungan sosialnya.
2.        Mempelajari kelembagaan atau institusi atau pranata keagamaan (Sosial, politik, ekonomi, budaya hukum dan lain-lain).

Bab V.  Mempelajari perubahan sosial :
1..Perkembangan, kemajuan dan kemunduran pemeluk agama.
2. Gerakan-gerakan sosial dan organisasi agama
3. Konflik

1. Konsep Sosiologi
  1. Sosiologi dikatakan sebagai Ilmu pengetahun Sosial tentang manusia, karena objek sosiologi adalah mempelajari tentang masyarakat  manusia.  
  2. Sosiologi mempelajari perilaku manusia dengan meneliti gejala-gejala sosial dalam hubungan dengan struktur sosial atau kelompok yang dibangunnya.
  3. Menurut Pritim Sorokin (Soekanto, 1999:20), kajian sosiologi adalah ilmu yang mempelajari  hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka ragam gejala-gelaja sosial, misalnya anatara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral). Juga mempelajarai hubungan timbal balik antara gejala sosial dengan gejela non sosial,  serta menjelaskan ciri-ciri umum gelaja sosial tersebut.
  4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, menyatakan bahwa sosiologi ilmu mempelajari struktur dan proses sosial termasuk perubahan sosial.
  5. Sosiolgi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum umum dari interaksi antar manusia dan sifat atau struktur masyarakat.
  6. Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi. Sosiologi juga membatasi diri terhadap persoalan penilaian, artinya bukan menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembng dalam arti meberikan petunjuk yang menyangkut kebijakan, bidang kajian sosiologi memnggambarkan suatu masyarakat pada saat tertentu dan nilai-nilai yang ada di dalamnya.
  7. Menurut Odhea (1990): Teori Fungsional mengartikan kebudayaan merupakan suatu sistem makna-makna simbolis (symbolic system of meanings) yang sebagian diantaranya menentukan realitas sebagaimana diyakini, dan sebagian lain menentukan harapan-harapan normatif yang dibebankan pada manusia Kebudayaan bagi manusia merupakan kreasi dunia penyesuaian dan kemaknaan, dalam konteks mana kehidupan manusia dapat dijalankan dengan penuh arti.


2. Agama dan Masyarakat
2.    Agama secara umum didefenisikan sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib (Tuhannya) mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.
3.    Secara khusus. Agama merupakan suatau sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam mengintrepretasikan dan memberi respon apa yang dirasakan dan diyakini sebagai sesuatu yang gaib dan suci.
4.    sebagai suatu sistem keyakinan, agama berbeda dengan sistem keyakinan atau isme-isme lainnya, karena landasana keyakinan agama adalah pada kosep yang “suci atau sacred” yang dibedakan dengan dengan yang bersifat duniawi (profance), dan pada yang gaib atau supranatural yang menjadi lawan dari hukum-hukum alamiah (natural).
5.    Agama sebagai sistem keyakinan berisikan ajaran dan petunjuk bagi para penganutnya supaya selamat dari kehidupan setelah kematian. Keyakinan keagamaan dapat  dilihat sesuatu yang berorientasi pada masa yang akan datang.
6.    Agama sebagai sistem keyakinan menjadi bagian dari sistem nilai yang ada dalam kebudayaan masyarakat tertentu,  menjadi pendorong, penggerak dan pengontrol  bagi segala tindakan anggota masyarakat.
7.    Pengaruh agama terhadap sistem nilai masyarakat  diwujudkan berupa simbol-simbol suci yang maknanya bersumber pada ajaran agama dan menjadi kerangka acuan dalam berbuat dan bertingkah laku.
8.    Agama mempunyai fungsi sosial yang dapat menciptakan saling keteraturan masyarakat, sebagai lembaga sosial primer/utama yang mengatur hubungan sosial. Agama merupakan  bagian dari suatu sistem kebudayaan yang mempunyai nilai-nilai normatif yang dijadikan sebagai pedoman segala tingkah laku dan tindakan.
9.    Menurut Geerzt (1986: 90), agama sebagai sistem kebudayaan menjadi suatu pondasi kepranataan, selain mendorong kedamaian kehidupan duniawi juga memberikan petunjuk kepada pemeluknya untuk mewujudkan kedamaian batin.
10. Menurut Durkheim, agama juga berfungsi dalam ikatan solidaritas. Emosi keagamaan sebagai unsur elementer/pundamental/asasi dalam kehidupan keagamaan manusia yang bersumber pada kesadaran koletif para warganya (klan).
11. Agama dan masyarakat saling ketergantungan, fungsi sosialnya dapat memperkuat struktur sosial dan prinsip-prinsip sosial masyarakat.
12. Menurut Odhea (1990: 138), Teori fungsional memberikan argumen sumbangan yang diberikan oleh agama yaitu agama berfungsi laten yang bersifat positif demi kesinambungan masyarakat.
13. Di sisi lain, agama terkadang mempunyai efek negatif terhadap disintegrasi. Isyu-isyu kekayinan keagamaan sering menimbulkan sikap tidak toleran, loyalitas agama hanya menyatukan beberapa orang tertentu dan memisahkan yang lainnya. Agama dijadikan  justifikasi untuk tidak toleran terhadap kelompok lain, padahal ajaran agama menganjurkan untuk saling mencintai sesama.
14. Agama sebagai identitas/pengenal. Makna simbolik identitas adanya loyalitas terhadap penganut agama, sering menimbulkan fanatisme keliru, sehingga menimbulkan permusuhan dan streotipe terhadap kelompok lain.
15. Setiap individu /kelompok memiliki sistem keyakinan, budaya, adat, agama dan tata cara ritual yang berbeda belum dapat diterima nalar kolektif masyarakat. Beberapa sekelompok masih terkooptasi logosentrisme tafsir hegemoni yang sarat akan prasangka, kecurigaan, bias, kebencian dan reduksi terhadap kelompok yang ada di luar dirinya (the other).
16. Secara rinci fungsi agama:
    1. halaman 8; Odhea
    2. halaman 25, Dwi Narwoko


Sosiologi Agama
  1. Sociologi of Religion: agama dipandang dari sudut Sosiologi, yakni untuk mempelajari/studi tentang perilaku masyarakat beragama. Dalam hubungan dengan Tuhannya dan hubungan sesame manusia
  2. Sosiologi agama tercara teknis diartikan merupakan suatu aspek studi hubungan antara gagasan dan prinsip yang diwujudkan dalam gerakan dan lembaga sertanya asal-usul situasi sosialnya, perkembangan, kemajuan serta kemundurannya.
  3. Agama menyangkut hal yang berada di luar dirinya, menyangkut dunia luar (the beyond). Apa yang dianggap manusia sebagai implikasi dari dunia luar tersebut terhadap kehidupan manusia.
  4. Menurut Vilfredo Pareto (Odhea,1990), menyangkut apa yang disebut dengan “pengalaman transendent”, yakni pengalaman atas kejadian yang ada sehari-hari dan yang dapat diamati atau penyaringan dan penanganan yang sistematis terhadap pengalaman secara ilmiah.

Kesimpulannya:
1.       Agama suatu sistem keyakinan memuat peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya (vettikal) dan hubungan manusia dengan sesame manusia (horizontal)
2.       Sosiologi agama yakni studi tentang pengalaman-pengalaman keagamaan atau perilaku masyarakat yang beragama dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungannya dengan sesam manusia.

Beberapa sifat alamiah umat beragama:
3.       etnosentrisme
4.       streotipe
5.       folkways
6.       fanatisme
7.       ikatan solidaritas/in group

Teori sosiologi agama

1.        Menurut Augute comte, perkembangan tahapan pemikiran manusia.
teologis, metafisik, rasional/positif.
2.        Herbert Spencer, tradisional ke komplek zaman modern
3.        Taylor, perkembangan keagamaan masyarakat, dari paham animism, dinamisme, politeisme dan monoteisme.
4.        Talcott Parsons, structural fungsional, yakni Fungsi agama terhadap manusia menciptakan keteraturan masyarakat dan saling fungsional (pranata sosial, kelembagaan masy)
5.        Karl marx, agama sebagai candu masyarakat
6.        Ibnu Khaldun, agama menciptakan ikatan solidaritas sosial
7.        Odhea, ada 6 fungsi agama

Thomas O’dea berpendapat bahwa ada enam fungsi agama.
  1. Pertama, agama memberikan dukungan nilai-nilai dan tujuan agama yang dianut
  2. kedua, melalui penyembahan dan upacara-upacara keagamaan agama memberikan keamanan dan identitas emosional dan rujukan yang tetap di tengah-tengah konflik ide dan opini. Ini adalah fungsi kependetaan dan agama yang mengajarkan doktrin-doktrin dan tata cara melakukan upacara keagamaan dan stabilitas;
  3. ketiga, mensakralkan norma-norma dan mempromosikan tujuan-tujuan kelompok daripada individu dengan melegitimasi tatanan sosial;
  4. keempat, agama juga memberikan standar yang juga merupakan basis untuk melakukan kritik terhadap  fenomena  sosial atau pola sosial yang tidak sesuai dengan norma sosial
  5. kelima, agama membantu individu memahami dirinya dan menyediakan identitas;
  6. keenam, agama memberikan proses pematangan dan kedewasaan yaitu membantu individu dalam krisis kehidupan dan transisi dari status ke status lainnya.

Pendapat beberapa ahli

1. Menurut Emille Durkheim, agama didefinisikan sebagai sebuah sistem kepercayaan mengenai kekuasaan dari keuatan-kekuatan menentukan nasib umat manusia dan praktek-praktek yang berhubungan dengan sistemk kepercayaan tersebut yang dianut bersama oleh sebuah kelompok.

2. Menurut C. Geerth dalam artikelnya yang berjudul 
The Religion as Cultural System agama adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memunculkan suasana hati dan motivasi yang kuat dan berlangsung lama dengan cara menfokuskan konsep-konsep dari semua tatanan keberadaan yang umum, membingkai konsep-konsep dengan satu aura faktual yang membuat suasana hati dan motivasi hal tersebut dengan nampaknya realistis secara unik.

3. Menurut T. Luckman dalam tulisannya yang berjudul 
The Invisible Religion (1967) agama harus sesuai dengan pegertian dasar dari konsep agama itu sendiri untuk menyebut transendensi dunia biologis/dunia gaib oleh organisme manusia sebagai sebuah fenomena agama.
4. Menurut Yinger dalam tulisannya yang berjudul The Scientific Study of Religion (1960), agama merupakan sebuah praktek-praktek/ritus-ritus yang mana sekelompok orang berjuang menghadapi permasalahan-permasalahan tertinggi dari umat manusia.

2. Menurut Aldridge, pesta raya dan lain-lain hanya pengganti agama bukan sebagai agama itu sendiri; agama itu didefinisikan secara fungsionalis; hanya sebagai fungsi individu dan bermasyarakat dianggap perlu; agama memberi manusia sense identity sebagai makna dan harapan; dan agama mengekpresikan nilai-nilai bersama atau yang mengikat masyarakat dan semua hal yang mempersatukan disebut agama.

3. Definisi fungsionalis terhadap agama sering dihubungkan dengan sebuah pandangan bahwa hakikat sosial yang mengikuti masyarakat bersama bukanlah paksaan dan bukan pula keharusan dalam berperilaku sosial atau berinteraksi  tetapi didasarkan nilai-nilai atau norma-norma yang dimiliki bersama atau yang disepakati.

4. Definisi ekslusif.

(1) M. Baton dalam Antropological Aproach From Study of Religion (1966) berpendapat bahwa agama adalah institusi yang terdiri dari interaksi yang terpolakan secara budaya dengan mahluk-mahluk Super Human yang diposisikan secara kultural;
(2) Robertson: The Sosiological Interpretation of Religion berpendapat bahwa budaya keagamaan adalah satu set kepercayaan-kepercayaan terhadap nilai-nilai yang berasal secara langsung dari hal tersebut;
(3) M. Hill: The Sociology of Religion berpendapat bahwa agama adalah satu set kepercayaan untuk mengatur perbedaan antara realitas empiris dan supra empiris. Bahasa simbol yang digunakan dalam hubungannya dalam pembedaan ini serta kegiatan-kegiatan dan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pengaturan ini.

Fungsi agama secara umum terbagi dua.
1.      Pertama, fungsi manifest (yang tampak) yaitu fungsi yang disadari dan jelas nampak yang dijalankan dalam ritus keagamaan;
2.      kedua, fungsi laten (yang tidak tampak) yaitu fungsi tidak disadari dan diketahui-bukan tujuan utama-dalam ritus keagamaan.

Pertama, agama menghalangi orang untuk protes dengan memberikan hiburan/rekonsiliasi;
kedua, fungsi yang mensakralkan nilai-nilai dapat menghalangi kemajuan pengetahuan;
ketiga, agama dapat mencegah adaptasi;
keempat, fungsi profetiknya dapat membawa utopisme dan harapan-harapan yang tak realistis maka menghalangi munculnya tindakan-tindakan praktis dan realistis;
kelima, agama mengikat individu ke dalam kelompok sedemikian rupa sehingga menimbulkan konflik dengan yang lain dan menghalangi adaptasi;
keenam, agama juga dapat menciptakan ketergantungan kepada lembaga-lembaga dan kepemimpinan agama maka menghalangi kedewasaan.




Selain itu ia juga berpendapat bahwa agama memiliki enam disfungsi.

8.         

Contoh RPP PAI



Contoh RPP PAI X
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah                         : SMK  ANTABARANTAH,
Mata Pelajaran                       : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas /Semester                       : X/Ganjil  2013/2014.          
Materi Pokok                           : Menahan Diri.                  
AlokasiWaktu                            3  Jam Pelajaran.

A.Kompetensi Inti
      KI-1.                                    : Menghargai,dan menghayati ajaran Agama yang dianut.
      KI-2                                     : Menghargai dan menghayati Prilaku jujur, disiplin,tanggung Jawab,
                                                   : Peduli(Toleransi,gotong royong)santun,percaya diri dalam berinteraksi
                                                   : secara efektif dengan lingkungan sosial dan dalam alam jangkauan
                                                   : pergaulannya.
      KI-3.                                    : Memahami Pengetahuan (Faktual,konseptual)seni,budaya,terkait
                                                   : kejadian  tampak mata.
      KI-4.                                    : Mencoba,mengolah dan menyaji dalam ranah kongrit(Menggunakan,
                                                   : mengurai,merangkai,memodifikasi,dan membuat) dan dalam ranah
                                                   : abstrak (menulis,membaca,menghitung,menggambar,dan mengarang)
                                                   : sesuai dengan yang dipelajarai disekolah dan sumber lain yang sama
                                                : dalam sudut pandang teorii
B.KOMPTENSI DASAR DAN INDIKATOR
NO
Kompetensi Dasar
       Indikator Pencapaian Komptensi

 1.
 1.2.Kemampuan Menjelaskan  ttg
       a.Pengertian Kontrol diri
          (Mujahadah An-nafs)
           Al-anfal 8: 72
    



  b.Prasangka Baik  (Khusnudzoan)
            Al-Hujurat(49):12,







c.Persaudaraan (Ukhuwah)
           Al-Hujurat(49) :10.

1.2.2. (a).Menjelaskan pengetian Kontrol diri
              (Mujahadah An-naf)
         (b) Menjelaskan contoh-contoh prilaku
              kontrol diri dalam kehidupan se-hari
              hari.
         (c) Mengamalkan nilai-nilai kontrol 
              Diri dalam kehidupan nyata sebagai
              Implementasi dari Al-Anfal(8):72.
1.2.3.(a) Menjelaskan pengertian Baik sangk
              (Khamalkan khusnudzoan).
         (b).Menyebutkan contoh contoh prasa
               ngka baik dalam kehidupan se-hari
               hari. 
        (c).Mengamalkan nilai-nilai kebaikan
              Dalam kehidupan sebagai 
               implementasi dari Al-Hujurat  
               (49)12.
1.2.4.(a).Menjelaskan pengertian persauda
               raan dalam kehidupan nyata.
         (b).Menguraikan contoh-contoh per
               buatan yang meningkatkan rasa   
               persaudaran dalam kehidupan
               nyata.
         (c).Mengembangkan kerjasama,dan
               Gotong royong,toleransi terhadap
               Sesama sebagai implementasi dari
               Surat Al-Hujurat (49):10.
           

2.
2.2.Melalui diskusi bimbingan Guru siswa mempunyai kemampuan menyebutkan makna yang terkandung dalam surat Al-Anfal (8):72.
2.3. Melalui diskusi dan tanya jawab Kelompok siswa dapat menjelaskan tentang makna yang terkadung dalam surat Al-Hujurat (49):12.

2.2.2. Menyebutkan makna pelajaran yang di
          Ambil dari dari surat Al-Anfal (8):72.


2.2.3  Menjelaskan tentang makna yang
          Terkandung dalam surat Al-Hujurat
          (49):12.









3.
3.3. Melalui proses pembelajaran yang mendalam siswa mempunyai kemampuan untuk menjelaskan makna surat Al-Hujurat  (49)  : 10
3.4.Melalui Proses pembelajaran yang
      mendalam siswa mempunyai
kemampuan untuk menemukan dan menulis Hadits tentang Kontrol Diri
(Mujahadah An-nafs)
3.3.3  Menjelaskan intisari yang terkandung
            Dalam surat Al-Hujurat (49):10.


3.3.4  (a)Menemukan Hadits tentang Kontrol
              Diri (Mujahadah An-nafs)
          (b)Mempraktekan penulisan Hadit ttg
              Kontrol Diri (Mujahadah An=naf)


4.

4.4.Melalui diskusi dan tanya jawab kelompok siswa mempaunyai kemampuan untuk membaca dan menulis  Hadits tentang prasangka baik (Khusnudzoan)
4.5.Melalui penugasan siswa dapat membaca  dan menulis
Hadits tentang persaudaran (Ukhuwah).

4.4.4 Mampraktekan membaca dan menulis Hafits
          Tentang Prasangka baik(Khusnudzoan)



4.5.5.(a)Dapat membaca  Hadits tentang
             Persaudaraan (Ukhuwah).
        (b).Menulis Hadits tentang  Persaudaraan
             (Ukhuwah)






C.TujuanPembelajaran
1.Melalui diskusi dan tanya jawab yang mendalam  siswa dapat menyebutkan   makna  yang   
   terkandung dalam surat Al Anfal(8)ayat 72
2.Melalui diskusi bimbingan Guru  siswa dapat menyebutkan makna yang terkandung dalam surat          
    Al-Hujurat (49) : 12  
3.Melalui diskusi intens Guru dengn Siswa,dan Siswa dengan Siswa dapat menguraikan makna
   yang terkandung dalam surat Al-Al-Hujurat(49)10.
       4.Melalui penugasan secara kelompok  dapat menemukan,menulis,dan membaca  hadits tentang   
          kontrol diri (mujahadah  an-nafs)
        5.Melalui penugasan siswa dapat menemukan , menulis,dan membaca  hadits tentang prasangka  
           baik (husnuzzhan).
        6.Melalui penugasan siswa dapat mengemukakan,menulismdan membaca hadits tentang
          persaudaraan (ukhuwah)
D.MATERI PEMBELAJARAN
        Materi Pembelajaran yang ditampilkan dalam pertemuan ini sbb:
a.      Kontrol diri (Mujahadah An-nafs
b.      Berbaik sangka (Khusnudzoan)  
c.       Persaudaraan (Ukhuwah )
d.      Ayat Al-Qur’an sebagai landasan tentang Kontrol  diri (Mujahadah An-nafs),Berbaik sangka (Khusnudzoan), dan Persudaraan (Ukhuwah ).
















E.METODE PEMBELAJARAN.
       a.Pendekatan Saintific.
       b. Diskusi Kelompok dan tanya jawab
       c. Penugasan.
       d. Praktek
       e..............................................................................................................................................
F. SUMBER BELAJAR.
     1...................................... 201...Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMK Kelas X. Jakarta:
                                              PT. Erlangga.
     2.Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama RI.
     3................................................................................................................................................
     4..............................................................................................................................................
     5. Dst.........................................................................................................................................

G.  MEDIA PEMBELAJAN/ALAT PEMBELAJARAN.
     1.MEDIA. 
     a.Vidio Pembelajaran Al- Qur’an.
     b.Power   .
     2.AlAT PEMBELAJARAN.
     c.Leptop.
     d.LCD Proyektor.

H.  LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN.
No
KEGIATAN
alokasi
waktu
1
        PENDAHULUAN


a
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dengan khikmad,
dipimpin oleh salah seorang peserta didik yang lebih pandai membaca do’a dari
Peserta didik yang lain.





 10 Menit

b
Melakukan absensi terhadap siswa yang hadir dan berhalangan hadir.


c
Memulai pembelajaran dengan membaca Al-Qur’an surat-surat Pendek,dan surat
Surat pilihan dengan lancar dan benar (surat –surat Al-qur’an yang berhubungan
dengan materi Pembelajaran.

d
Guru mengamati kesiapan siswa dengan menginstruksikan kepada peserta didik untuk merapikan pakaian,posisi, dan tempat duduk sesuai dengan kondisi kelas.

e
Menjelaskan Materi yang akan dipelajari pada hari..................................................,


Menjelaskan kegunaan materi yang akan dipelajari (Apersepsi)


f
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang materi ,Surat Al-Anfal ayat (80):72.Surat Al Hujurat ayat (49):12. Surat Al-Hujurat ayat (49): 10. Dan Al-Hadits
Tentang Kontrol Diri (Mujahada An-nafs) Prasangka Baik ( Khusnudzoan).dan Persaudaraan (Ukhuwah). Hadits-Hadits yang berhubungan dengan Kontrol diri,berbaik sangka ,serta persudaraan .



g
Guru menyampaikan kepada peserta didik tentang kompetensi dasar dan tujuan yang
Akan dicapai dalam proses pembelajaran tentang Konrol diri (Mujahadah An-nafs)
Prasangka baik (Khusnudzoan), dan persaudaraan (Ukhuwah) Hadits Hadits tentang
Kontrol diri (Mujahadah An-nafs),Prasangka baik (Khusnudzoan) dan persuadaraan
(Ukhuwah).

h.
Mempersiapkan media /alat pembelajaran berupa Leptop lengkap dengan VCD.Infokus.Gunanya untuk mengkongritkan antara  apa yang diucapkan dengan
 bentuk tulisannya.





















  80. Menit.
2

KEGIATAN INTI.

a.
Mengamati,


-Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok dengan tiap-tiap kelompok 5 orang


-Peserta didik seacara kelompok mengamati/menganalisa surat Al-Anfal (8):72  
  Al-Hujurat (49):12, Surat Al-Hujurat Ayat (49): 10. Serta Hadits-hadits tentang  
  Kontrol diri (Mujahadah An-nafs) Prasangka Baik (Khusnudzoan),dan Persaudaraan
  (Ukhuwah).


-Peserta didik secara kelompok mendiskusikan Surat Al-Anfal (8):72 ,Al-Hujurat  
  (49): 12. Al Hujurat (490: 10.serta Hadits tentang Kontrol diri (Mujahadah An-nafs )
  Prasangka baik (khusnudzoan ),dan persaudaraan (Ukhuwah).

b
Menanya


-          Dua orang dari tiap kelompok peserta didik pergi bertanya kepada kelompok
Lain untuk mencari informasi tentang Intisari pelajaran dari Surat Al-Anfal (8):72. Al –hujurat (49): 12, dan Surat Hujurat (49):10. Hadits tentang Kontrol
diri (Mujahadah An-nafs), Prasangka Baik (Khusnudzoan) ,dan Persaudaraan
(Ukhuwah)
-          Tiap-tiap kelompok peserta didik menyamakan persepsi tentang makna pada
Surat Al-Anfal (8) : 72. Surat Al-Hujurat (49):12, Surat Al-hujurat (49):10.serta Hadits-hadits tentang Kontrol diri(Mujahadah An-nafs),Prasangka baik (Khusnudzoan ), dan Persaudaraan (Ukhuwah) setelah mencari informasi dari kelompok lain.

c.
Mengesperimen/mengeskplor/mencari.


-Guru membantu mengemukakan makna Hadits tentang kontrol diri (Mujahadah an-
  nafs) ,Prasangka baik (Khusnudzoan), dan Persaudaraan (Ukhuwah).
-Siswa menganalisa surat Al-Anfal (8):72, Surat Al-Hujurat (49):12,Surat Hujurat 
  (49): 10. Serta Hadits tentang kontrol diri (Mujahadah An-nafs),Prasangka baik
  (Khusnudzoan) , persaudaraan  ( Ukhuwah )
- Melalui diskusi inten siswa dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
  tentang khasiat   Kontrol diri (Mujhadah An-nafs),Prasangka baik (Khusnudzoan),
  Persaudaran (Ukhuwah) Hadits-hadits yang berhubungan dengan kontrol diri
  (Mujahadah An-nafs), Prsangka  baik (Khusnudzoan), dan persaudaraan
 (Ukhuwah).

d.
Asosiatif


-Secara indifidual maupun kelompok , peserta didik mengklasifikasi/menguraikan
  Surat Al-Qur’an tentang Kontrol diri (Mujahadah  an-nafs),Prsangka baik
  (Khusnudzoan), dan persaudaraan (Ukhuwah).
-Setelah melalui pencarian dan analisa yang inten secara individu dan kelompok dapat
  mengklasifikasi Hadits Nabi tentang kontrol diri ( Mujahadah An-nafs) , prasangka
  baik  (khusnudzoan), dan persaudaraan (Ukhuwah).

e.
Komunikasi


.Peserta didik menyampaikan hasil pengamatan,diskusi kelompok,penjelasan 
  Guru,analisa kelompok serta sumber lain yang relevan tentang makna yang
  Terkandung dalam surat Al –Anfal (8) : 72, Al- Hujurat (49):12,Al-Hujurat (49):10,
  Serta Hadits-Hadits tentang Kontrol diri (Mujahadah An-nafs),Prasangka
  baik(Khusnudzoan), dan persaudaraan (Ukhuwah).
.Peserta secara kelompok dan individual  secara bergantian menanggapi hasil
  presentasi (melengkapi,mengkonfirmasi,menyanggah )kelompok lain.
. Masing-masing kelompok dibantu oleh Guru membuat kesimpukan













f
Penutup




 5.Menit.


.Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan dan tanggapan
  peserta didik dari  kegiatan yang telah dilakukan sebagai bahan masukan untuk
  perbaikan langkah selanjutnya.
.Merencakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas  baik secara invidu
  maupun kelompok bagi peserta didik yang belum lancar dalam melafalkan huruf
  Hija’iyah dan harokatnya.
.Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.




I.PENILAIAN HASIL BELAJAR.
 Tugas
 .Mengisi rubrik tentang analisa Q.S. Al-Anfal(8):72,Q.S.Al-Hujurat(49):12,Al-   
   Hujurat (49): 10,dan Hadits.
   Conto.
      Beri tanda di kolom ya dan tidak.

NO
                     U R A I A N
  Ya
Tidak
  1.
Dapat menganalisa Q.S Al-Anfal (8): 72;
    6

  2.
Dapat menganalisa Q.S Al-Hujurat (49): 12;
    8

  3.
Dapat  menganalisa Q.S. Al- Hujurat (49): 10;
    9

  4
Dapat menemukan,menulis,dan membaca Hadits tentang Kontrol Diri (Mujahadah An-nafs)

    7

  5.
Dapat menemukan, membaca, dan menulis Hadits tentang Prasangka baik (Khusnudzoan)
    9

  6.
Dapat menemukan,membaca,dan menulis Hadits tentang Persaudaraan (Ukhuwah).
  10


 Skor Minimal/perolehan
   49


 Skor Maksimal
   60


.Kegiatan
  Menganalisisa  Q.S. Al- Anfal(8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12; Al-Hujurat(49) :10. Dan Hadits.
. Portotofolio
   Peserta didik mendiskusikan tentang bagaimana tehnis menuliskan Hadits tentang Kontrol diri 
   (Mujahadah An-Nafs),Prasangka baik (Khusnudzoan), Persaudaraan (Ukhuwah).
.Tes
  Pilihan ganda
1.      Dibawah ini makna yang terkandung dalam Q.s.Al-Anfal (8):72,adalah tentang a. Jihad    b. Permusuhan .   c. Perdamaian,   d.  Tolong menolong,  e. Sombong.
2.      Tolong menolong dalam kebaikan, gotong royong dalam bermasyarakat adalah makna dari;  a,
Q.S Al-Anfal (8):72,   b. Q.S. Al-Ma’idah (11): 10,   c, Q.S. An- nas : 1.   d. Al-Hujurat(49):12.
        e. Q.S. Al-Hujurat(49) : 10.
  

























































A.      Indikator PencapaianKompetensi
1.menyebutkan makna yang terkandung dalam surat Al Anfal (8) ayat 72
2 menyebutkan makna yang terkandung dalam surat  Al-Hujurat (49) : 12       
3.menyebutkan makna yang terkandung dalam surat  Al-
   Al-Hujurat (49) : 10
       4. mengemukkan hadits tentang kontrol diri (mujahadah  an-nafs)
       5. dapat mengemukkan hadits tentang prasangka baik (husnuzzhan).

       6.dapat mengemukkan hadits tentang persaudaraan (ukhuwah)




B.       MateriPembelajaran
1. Q.S. Al-Anfal (8) : 72)

¨bÎ) z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur óOÎgÏ9ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&ur Îû È@Î6y «!$# tûïÏ%©!$#ur (#rur#uä (#ÿrçŽ|ÇtR¨r y7Í´¯»s9'ré& öNåkÝÕ÷èt/ âä!$uÏ9÷rr& <Ù÷èt/ 4 tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä öNs9ur (#rãÅ_$pkç $tB /ä3s9 `ÏiB NÍkÉJu»s9ur `ÏiB >äóÓx« 4Ó®Lym (#rãÅ_$pkç 4 ÈbÎ)ur öNä.rçŽ|ÇZoKó$# Îû ÈûïÏd9$# ãNà6øn=yèsù çŽóǨZ9$# žwÎ) 4n?tã ¤Qöqs% öNä3oY÷t/ NæhuZ÷t/ur ×,»sVŠÏiB 3 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎ÅÁt/ ÇÐËÈ 2

2. Q.S. Al-Hujurat (49) : 12
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZŽÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# žcÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( Ÿwur (#qÝ¡¡¡pgrB Ÿwur =tGøótƒ Nä3àÒ÷è­/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& Ÿ@à2ù'tƒ zNóss9 ÏmŠÅzr& $\GøŠtB çnqßJçF÷d̍s3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ


3. surat  Al-Al-Hujurat (49) : 10
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷ƒuqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ
4.Hadits ……………………..

C.      MetodePembelajaran

Metode:
1.    Diskusi
2.    Penugasan

Model :
Kooperativ Learning
Dengan tipe two stay two straid

D.      Media Pembelajaran
Kitab suci Alquran dan terjemahan
 Kumpulan kitab Hadits buhari
Multimedia Interaktif/CD Interaktif /Video
Kertas permainan two stay two strait


E.       SumberBelajar
1.    Buku PAI dan Budi Pekerti PAI Kls X
2.    Kitab suci Alquran dan terjemahannyaahannya dan kitab hadits buhari


F.       Langkah-langkah Pembelajaran
No.
Kegiatan
Waktu
1.
Pendahuluan
a.     Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’abersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
b.     Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’ansurahpendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);
c.     Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadirandan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
d.     
Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai yaitupeserta didik dapat Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

Menyampaikan cakupan makna Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

e.     Menyampaikantahapan  tahapan pelaksanaan model pembelajaran two stay two stray
f.      Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan di papan tulis/whiteboard, potongan kartu/kertas karton (tulisan yang besar dan mudah dilihat/dibacaataugambar), jika memungkinkan melalui tayangan slide (media LCD projector).
Hal inidilakukanuntukmengkonkretkanantaraapa yang diucapkandanbentuktulisannya


10 menit
2.
Kegiatan Inti
a.    Mengamati
1.Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok dengan tiap kelompok berjumlah 5 orang.
    2. Peserta didik secara kelompok menganalisa Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
3. Peserta didik secara kelompok mendiskusijkan  Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
b.Menanya
1.Dua orang dari tiap kelompok peserta didik pergi bertanya ke kelompok lain untuk mencari informasi tentang Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
2.Tiap-tiap kelompik menyamakan persepsi tentang makna pada Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) setelah mencari informasi kekelompok lain.


c.Mengeksperimen/Mengexplorasi

1.Guru menyuruh mengemukkan makna  hadits tentang  kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
2.siswa menganalisa Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

b.    Asosiasi
1.Secara individual maupun kelompok, pesertadidik mengklasifikasikan surat Al Quran yang tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
2 .Secara individual maupun kelompok, pesertadidik mengklasifikasikan Hadits nabi saw yang tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

c.    Komunikasi.
·      Peserta didik menyampaikan hasil diskusi tentang makna yang terkandung Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
·      Peserta yang lain baiksecara individual maupunkelompok menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonfirmasi, menyanggah)
·      Pesertadidikmembuatkesimpulan dibantu dan dibimbing guru

70menit
3.
Penutup
a.  Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;
b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik cara individu maupun kelompok bagi peserta didik yang belum lancar dalam melafalkan huruf hijaiyah dan harakatnya;
c.  Menyampaikan rencana pembelajaran pada per­temuan berikutnya.

10 menit

G.      Penilaian Hasil Belajar

Tugas
·      Mengisi rubrik tentang analisa Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10 dan hadits
Contoh:
Beritanda  di kolom ya atau tidak
No.
Uraian
Ya
tidak
1.
Dapat menganalisa  Q.S. Al-Anfal (8) : 72);
1

2.
Dapat menganalisa Q.S. Al-Hujurat (49) : 12;

0
3.
Dapat menganalisa QS Al-Hujurat (49) : 10
1

4
Dapat menganalisa hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs)

0
5
Dapat menganalisa hadits tentang prasangka baik (husnuzzhan))
1

6
Dapat menganalisa hadits tentang dan persaudaraan (ukhuwah)
1


Skor
4


Jumlah
66


1.Observasi
     Menganalisa Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10 dan hadits
2.Portofolio
Menuliskkan hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)

Tes
 1.Pilihan ganda
           Dibawah ini makn a yang gterkandung dalam Q.S. Al-Anfal (8) : 72) adalah tentang  :
            a.jihad      b.permusuhan          c.perdamaian   d.tolong menolong      e.Sombong


H.      SumberBelajar
2.    Al Quran dan terjemHannya
3.    Kitab Hadits dan terjemahannya



Mengetahui,
KepalaSMA.....




...............................................
NIP. ......................................
......................, ......................................

Guru Mata Pelajaran PAI




.................................................
NIP. ........................................