Syah Muhammad Noor (ITS)
Terapkan Pola Pikir yang ITC (Iman, Taqwa, dan Cerdas)
Woensdag 28 Augustus 2019
Dinsdag 13 Januarie 2015
Aplikasi Ilmu Kimia Dibidang Teknik NUklir
Perkembangan
teknologi di Dunia saat ini sangat canggih dan modern, tetapi di Indonesia,
khususnya di Kalimantan Barat masih kurang untuk system teknologinya contohnya
pada bidang energy. Di Negara – Negara lain sudah banyak menggunakan konsep
energy nuklir yang bisa membuat Negara tersebut maju dalam beberapa bidang.
Memang energy nuklir saat ini banyak diperbincangkan oleh beberapa Negara maju
lainnya seperti dampak negative dan positifnya.
Teori 1.
Nuklir
merupakan istilah yang berhubungan dengan inti atom yang tersusun atas dua buah
partikel fundamental, yaitu proton dan neutron. Di dalam inti atom terdapat
tiga buah interaksi fundamental yang berperan penting, yaitu gaya nuklir kuat
dan gaya elektromagnetik serta pada jangka waktu yang panjang terdapat gaya
nuklir lemah. Gaya nuklir kuat merupakan interaksi antara partikel quark dan
gluon yang dibahas dalam teori quantum chromodynamics (QCD) sedangkan
gaya nuklir lemah adalah interaksi yang terjadi dalam skala inti atom seperti
peluruhan beta yang dibahas dalam elecrowea.
Teori 2.
Energi
nuklir dihasilkan di dalam inti atom melalui dua buah jenis reaksi nuklir,
yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi. Reaksi fusi adalah suatu reaksi yang
menggabungkan beberapa partikel atomik menjadi sebuah partikel atomik yang
lebih berat. Reaksi fusi dapat menghasilkan energi yang sangat besar seperti
yang terjadi pada bintang. Salah satu reaksi contoh reaksi fusi adalah
penggabungan partikel deuterium (D atau 2H) dan tritium (T atau 3H). Langkah
pertama, deuterium dan tritium dipercepat dengan arah yang saling mendekati
pada suhu termonuklir. Penggabungan antara dua buah partikel tersebut membentuk
helium-5 (5He) yang tidak stabil sehingga mengakibatkan peluruhan. Dalam proses
peluruhan ini, sebuah neutron dan partikel helium-4 (4He) terhambur disertai
dengan energi yang sangat besar, yaitu 14,1 MeV untuk penghamburan neutron dan
3,5 MeV untuk penghamburan helium-4. Sampai saat ini, reaksi fusi belum dapat
dirancang oleh manusia karena membutuhkan suhu yang sangat tinggi. Hal ini
menyebabkan pemanfaatan reaksi fusi sebagai sumber energi listrik belum dapat
direalisasikan.
Contoh
dalam suatu energy nuklir banyak terkandung energi yang dihasilkan dari
reaktor nuklir berasal dari reaksi nuklir neutron + uranium-235 fisi. Satuan energi yang
dihasilkan dalam kedua reaksi diatas biasanya menggunakan eV1 . Dari setiap
atom karbon (C) yang dibakar dengan reaksi kimia diatas maka akan 11 eV = 1.6 x
10-19 Joule = 3.8 x 10-20 kalori. Reaksi
Nuklir dihasilkan energi 4.0 eV, sedangkan untuk setiap atom uranium yang
mengalami reaksi nuklir fisi diperoleh energi 200 juta eV, atau 200 MeV.
Sehingga energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir sekitar 50 juta kali
lebih besar dibandingkan energi yang dihasilkan dari reaksi kimia.
Perbedaan dalam hal produk
sampingan atau sampah dari reaksi nuklir dan reaksi kimia juga cukup dramatis.
Sampah yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir memang memiliki
radiotoksisitas yang lebih besar dari sebagian besar produk sampingan
pembangkit listrik tenaga batubara. Namun level radiotoksisitas tersebut perlu
juga memperhatikan kuantitas yang dihasilkan dimana reaktor nuklir menghasilkan
kuantitas yang jauh lebih sedikit. Pada reaktor nuklir, dengan mengaplikasikan
teknologi proses-ulang dimana sebagian bahan bakar bisa kembali diolah menjadi
bahan bakar, maka jumlah sampah dengan radioaktivitas tinggi dari pembangkit
daya 1000 MW(e) akan sekitar 10 ton pertahun. Sedangkan pada kasus batubara, 5%
atau lebih dari batubara yang dibakar akan menjadi debu yang harus. Reaksi Nuklir dipindahkan dan ditampung
pada lahan tertentu. Jumlah debu yang dihasilkan sekitar lima gerbong kereta
berkapasitas 100 ton per hari. Ditambah lagi adanya sekitar 100 ton sulfur
dioksida, merkuri, dan timbal serta lainnya yang perlu penanganan khusus agar
tidak terbuang ke lingkungan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengaruh
lingkungan terbesar dari pembakaran batubara. Yaitu efek pemanasan global yang
disebabkan oleh ribuan ton CO2 yang dilepaskan ke atmosfer setiap hari oleh
pembangkit listrik tenaga batu bara. Sedangkan reaktor nuklir tidak
menghasilkan CO2 dalam proses pembangkitan energinya.
Dasar reaksi nuklir, selanjutnya kita akan
pelajari model inti atom dan beberapa hal mendasar terkait reaksi nuklir.
Pemahaman ini cukup untuk menjadi bekal awal memahami aspek fisika reaktor
nuklir, dan saat kita tidak perlu membahas konsep fisika inti secara mendalam.
Model standar dari atom digambarkan dengan adanya inti atom dengan kerapatan
massa yang tinggi dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron bermuatan
negatif yang bergerak pada orbitnya. Dibandingkan dengan ukuran atom dengan
diameter 10-8 cm, inti atom memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu pada orde
10-12 cm. Kita dapat modelkan inti atom terdiri dari sejumlah N neutron dan Z
proton. Neutron dan proton keduanya disebut nukleon yaitu partikel penyusun
inti atom. Sehingga inti atom memiliki N+Z nukleon. Jumlah proton, Z, disebut
nomor atom dan menentukan sifat kimia atom tersebut, sedangkan N+Z disebut
berat atom atau nomor massa. Inti atom dengan nomor atom yang sama namun
berbeda nomor massa karena perbedaan jumlah neutron disebut sebagai isotop dari
satu elemen kimia atau atom yang sama. Kita akan menggunakan notasi inti atom
dengan dimana X adalah symbol yang digunakan pada tabel periodik untuk
menunjukkan elemen kimia atau atom tertentu.
Persamaan reaksi diatas belum dapat
menginformasikan kepada kita berapa
probabilitas terjadinya reaksi tersebut ataupun apakah reakdi tersebut bersifat
eksotermik atau endotermik. Namun persamaan reaksi nuklir diatas
mengilustrasikan dua kekekalan yang harus dipenuhi yaitu kekekalan muatan (Z)
dan kekekalan jumlah nukleon (N+Z). Kekekalan muatan dipenuhi dengan jumlah Z
(jumlah proton) antara. Reaksi
Nuklir kedua sisi persamaan harus sama, pada kasus diatas 2+3 = 4+1. Kekekalan
jumlah nukleon dipenuhi dengan jumlah indeks atas (N+Z) yang sama, pada kasus
diatas 4+6 = 9+1. Reaksi
nuklir pada umumnya terjadi dalam dua tahap. Pertama terbentuk inti gabungan
dari kedua partikel yang bereaksi, namun inti gabungan ini tidak stabil karena
memiliki energi berlebih, sehingga akan mengeluarkan energi berlebihnya. Energi
berlebih tersebut dikeluarkan dengan cara meluruh kembali menjadi dua atau
beberapa partikel. Misalnya untuk kasus reaksi Helium dan Lithium diatas,
reaksi lebih detail adalah sebagai berikut.
Dimana inti gabungan pada reaksi diatas adalah inti Boron. Waktu yang diperlukan
inti gabungan untuk meluruh kembali umumnya sangat cepat, khususnya pada
reaksi-reaksi nuklir yang akan kita pelajari dapat diasumsikan bahwa inti
gabungan meluruh secara seketika sehingga tidak bermasalah untuk menuliskan
persamaan reaksi tanpa tahap pembentukan inti gabungan. Kasus lain, misalnya bila
inti nuklida yang terbentuk tidak stabil namun meluruh dalam waktu yang lama,
maka persamaan reaksi perlu ditulis dalam dua persamaan reaksi berbeda tidak
digabungkan.
Misalnya, ketika neutron ditangkap oleh Indium yang kemudian memancarkan sinar
gamma sebagai berikut. Sinar
gamma tidak memiliki massa maupun muatan, sehingga memiliki nilai Z dan N+Z
nol. Indium-117 bukanlah inti yang stabil namun mengalami peluruhan radioaktif
menjadi timah (Sn) dan memancarkan elektron serta sinar gamma sebagai berikut. Reaksi nuklir tidak terjadi secara
seketika tapi setelah rentang waktu tertentu. Elektron memiliki notasi dengan
muatan -1 karena memiliki muatan yang berlawanan dengan proton dan massa
elektron nol karena massanya sekitar dua ribu kali lebih kecil dari massa
proton atau neutron. Munculnya elektron yang terpancar dari inti atom dapat
dipandang sebagai hasil dari perubahan neutron pada inti atom menjadi proton
dan sebuah elektron.
Waktu yang diperlukan untuk terjadinya
reaksi peluruhan seperti ditunjukkan
oleh parameter yang disebut waktu paruh, dengan notasi t1/2. Waktu paruh, t1/2,
adalah waktu yang diperlukan sehingga populasi inti menjadi setegah dari
populasi awal karena setengahnya meluruh. Dalam waktu t1/2 populasi inti akan 1/2
populasi awal karena 1/2 nya telah meluruh Dalam waktu 2 t1/2 populasi inti
akan ¼. Reaksi
Nuklir populasi
awal karena 3/4 nya telah meluruh, dalam waktu 3 t1/2 populasi inti akan
menjadi 1/8 populasi awal karena 7/8 nya telah meluruh, dan seterusnya. Pada
kasus diatas waktu paruh dari Indium-117 adalah 54 menit. Waktu paruh tiap
nuklida berbeda-beda mulai dari orde dibawah satu detik, hingga menit, jam,
hari dan ratusan tahun. Misalnya reaksi berikut. Dengan waktu paruh t1/2 = 2.45 x
105 tahun. Kita akan kembali mempelajari konsep waktu paruh dan peluruhan
radioaktif secara kuantitatif di bagian selanjutnya.
Sinar gamma seringkali tidak
disertakan dalam persamaan reaksi karena tidak memiliki massa maupun muatan
sehingga tidak berpengaruh terhadap kesetimbangan massa dan muatan. Namun,
sinar gamma menjadi penting terkait dengan hokum kekekalan energi yang akan
kita pelajari selanjutnya. Peran dari sinar gamma dapat digambarkan dalam
fenomena berikut. Setelah mengalami reaksi tumbukan, peluruhan, atau reaksi
lainnya, inti atom umumnya berada dalam keadaan tereksitasi. Kemudian inti atom
ini kembali ke keadaan non-eksitasi dengan melepaskan energi dalam bentuk satu
atau beberapa sinar gamma atau foton. Sinar gamma yang dipancarkan inti atom
tereksitasi ini memiliki energi beragam bergantung kepada keadaan energi
kuantum dari inti atom tersebut.Fenomena yang terjadi pada inti atom ini dapat
dianalogikan dengan apa yang terjadi pada level atom ketika elektron orbital
yang berada dalam kondisi tereksitasi turun ke keadaan dasar (non eksitasi)
dengan memancarkan sinar gamma atau foton. Dalam pembicaraan inti atom biasa
digunakan istilah sinar gamma, sedangkan foton lebih sering digunakan dalam
level atom meskipun keduanya adalah sama. Hanya saja orde energi dari sinar
gamma atau foton yang dipancarkan dari inti atom sekitar satu juta kali lebih
besar (orde MeV) dibandingkan energi dari sinar gamma yang dipancarkan oleh
elektron orbital (orde eV).
Satu lagi radiasi nuklir yang
belum kita bicarakan adalah neutrino. Neutrino muncul bersamaan dengan
dipancarkannya elektron dari inti atom dan membawa sebagian dari energi reaksi.
Karena neutrino, sejauh yang bisa kita amati, tidak berinteraksi dengan bahan
maka energi reaksi yang dibawa oleh neutrino secara praktis dianggap hilang. Itulah
energy nuklir yang selama ini banyak diperbincangkan oleh kalangan Negara –
Negara maju di dunia, yang banyak menimbulkan perdebatan dan pertikaian/konflik
yang terjadi saat ini.
DARTAR PUSTAKA
1. BELA J.
CSIK AND JUERGEN KUPITZ, 'Nuclear Power Applications : Suppliying Heat For
Homes and Industries', IAEA Bulletin, Vol 39, February, 1997.
2. K. HADA,
et.al, 'JAERI design for HTTR-steam reforming system', The 3rd JAERI
Symposium on HTGR Technologies, Japan 15-16 February 1996.
3. NUCLEAR
HEAT APPLICATION, Proceeding of a Technical Committee Meeting and
Workshop on Nuclear Heat Application, IAEA, VIENNA, 1984.
Dinsdag 06 Januarie 2015
Ruang Lingkup Sosilogi Agama Dan Durkheim
SOSIOLOGI AGAMA
mempelajari perilaku masyarakat beragama
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI AGAMA
Sosiologi Agama (Bustanuddin
Agus)
Membahas masalah-masalah :
(1) pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama,
(2) fungsi
dan kedudukan upacara keagamaan dalam memelihara
solidaritas sosial,
(2) peran
organisasi keagamaan, serta
(4) peran elit agama dalam pembangunan
Ruang Lingkup Sosiologi Agama
menurut Fatmawati
1.
Pengalaman-pengalaman
keagaman dalam kelompok masyarakat hubungannya dengan dunia transendental
2.
Mempelajari perilaku keagamaan
masyarakat dalam hubungannya dengan kehidupan lingkungan sosialnya.
3.
Mempelajari
kelembagaan atau institusi atau pranata keagamaan
4.
Mempelajari perubahan sosial :
perkembangan, kemajuan
dan kemunduran pemeluk agama.
5.
Gerakan-gerakan
sosial dan organisasi agama,
atau konflik
Ruang Lingkup Sosiologi Agama menurut Fatmawati (2009)
Bab 1. Hakekat agama
1. Defenisi agama (menurut istilah dan menurut sosial)
2. Fungsi agama terhadap individu
3. Fungsi agama terhadap masyarakat (Odhea, ada 6 fungsi agama)
Bab II. Teori sosiologi Agama
1. Menurut Augute comte, perkembangan
tahapan pemikiran manusia.
teologis,
metafisik, rasional/positif.
2. Herbert Spencer, tradisional ke
komplek zaman modern
3. Taylor, perkembangan keagamaan
masyarakat, dari paham animism, dinamisme, politeisme dan monoteisme.
4. Talcott Parsons, structural
fungsional, yakni Fungsi agama terhadap manusia menciptakan keteraturan
masyarakat dan saling fungsional (pranata sosial, kelembagaan masy)
5.
Karl
marx, agama sebagai candu masyarakat
6.
Ibnu
Khaldun, agama menciptakan ikatan solidaritas sosial
Bab III. Pengalaman-pengalaman keagaman dalam kelompok masyarakat hubungannya dengan
dunia transendental
1.
Upacara
keagamaan
2.
Ikatan
solidaritas sosial
Bab.
IV. Hubungan agama dan
pranata/kelembagaan/institusi keagamaan/sosial masyarakat
1.
Mempelajari perilaku keagamaan
masyarakat dalam hubungannya dengan kehidupan lingkungan sosialnya.
2.
Mempelajari kelembagaan atau institusi atau pranata keagamaan (Sosial, politik, ekonomi, budaya
hukum dan lain-lain).
Bab
V. Mempelajari perubahan sosial :
1..Perkembangan,
kemajuan dan kemunduran pemeluk agama.
2.
Gerakan-gerakan sosial dan organisasi agama
3. Konflik
1. Konsep Sosiologi
- Sosiologi dikatakan sebagai Ilmu pengetahun
Sosial tentang manusia, karena objek sosiologi adalah mempelajari tentang
masyarakat manusia.
- Sosiologi mempelajari perilaku manusia dengan
meneliti gejala-gejala sosial dalam hubungan dengan struktur sosial atau
kelompok yang dibangunnya.
- Menurut Pritim Sorokin (Soekanto, 1999:20),
kajian sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka ragam gejala-gelaja sosial, misalnya anatara gejala ekonomi
dengan agama, keluarga dengan moral). Juga mempelajarai hubungan timbal
balik antara gejala sosial dengan gejela non sosial, serta menjelaskan ciri-ciri umum gelaja
sosial tersebut.
- Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi,
menyatakan bahwa sosiologi ilmu mempelajari struktur dan proses sosial
termasuk perubahan sosial.
- Sosiolgi bertujuan untuk menghasilkan
pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari
apa yang menjadi prinsip atau hukum umum dari interaksi antar manusia dan
sifat atau struktur masyarakat.
- Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang
kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi bukan
mengenai apa yang seharusnya terjadi. Sosiologi juga membatasi diri
terhadap persoalan penilaian, artinya bukan menetapkan ke arah mana
sesuatu seharusnya berkembng dalam arti meberikan petunjuk yang menyangkut
kebijakan, bidang kajian sosiologi memnggambarkan suatu masyarakat pada
saat tertentu dan nilai-nilai yang ada di dalamnya.
- Menurut Odhea (1990): Teori Fungsional
mengartikan kebudayaan merupakan suatu sistem makna-makna simbolis (symbolic
system of meanings) yang sebagian diantaranya menentukan realitas
sebagaimana diyakini, dan sebagian lain menentukan harapan-harapan normatif
yang dibebankan pada manusia Kebudayaan bagi manusia merupakan kreasi
dunia penyesuaian dan kemaknaan, dalam konteks mana kehidupan manusia
dapat dijalankan dengan penuh arti.
2. Agama dan Masyarakat
2.
Agama secara umum didefenisikan sebagai
seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia
gaib (Tuhannya) mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.
3.
Secara khusus. Agama merupakan suatau
sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat dalam mengintrepretasikan dan memberi respon apa yang
dirasakan dan diyakini sebagai sesuatu yang gaib dan suci.
4.
sebagai suatu sistem keyakinan, agama
berbeda dengan sistem keyakinan atau isme-isme lainnya, karena landasana
keyakinan agama adalah pada kosep yang “suci atau sacred” yang dibedakan dengan dengan
yang bersifat duniawi (profance),
dan pada yang gaib atau supranatural yang menjadi lawan dari hukum-hukum
alamiah (natural).
5.
Agama sebagai sistem keyakinan berisikan
ajaran dan petunjuk bagi para penganutnya supaya selamat dari kehidupan setelah
kematian.
Keyakinan keagamaan dapat dilihat
sesuatu yang berorientasi pada masa yang akan datang.
6.
Agama sebagai sistem keyakinan menjadi
bagian dari sistem nilai yang ada dalam kebudayaan masyarakat tertentu, menjadi pendorong, penggerak dan pengontrol bagi segala tindakan anggota masyarakat.
7.
Pengaruh agama terhadap sistem nilai
masyarakat diwujudkan berupa simbol-simbol suci
yang maknanya bersumber pada ajaran agama dan menjadi kerangka acuan dalam
berbuat dan bertingkah laku.
8.
Agama mempunyai fungsi sosial yang dapat
menciptakan
saling keteraturan masyarakat,
sebagai lembaga sosial primer/utama yang mengatur hubungan sosial. Agama merupakan bagian dari suatu sistem kebudayaan yang
mempunyai nilai-nilai
normatif yang dijadikan sebagai pedoman segala tingkah laku dan tindakan.
9.
Menurut Geerzt (1986: 90), agama sebagai
sistem kebudayaan menjadi suatu pondasi kepranataan, selain
mendorong kedamaian kehidupan duniawi juga memberikan petunjuk kepada
pemeluknya untuk mewujudkan kedamaian batin.
10. Menurut
Durkheim, agama juga berfungsi dalam ikatan
solidaritas. Emosi keagamaan sebagai unsur elementer/pundamental/asasi dalam
kehidupan keagamaan manusia yang bersumber pada
kesadaran koletif para warganya (klan).
11. Agama
dan masyarakat saling
ketergantungan, fungsi sosialnya dapat memperkuat struktur sosial dan
prinsip-prinsip sosial masyarakat.
12. Menurut
Odhea (1990: 138), Teori fungsional memberikan argumen sumbangan yang diberikan
oleh agama yaitu agama berfungsi laten yang bersifat positif demi kesinambungan masyarakat.
13. Di sisi
lain, agama terkadang mempunyai
efek negatif terhadap disintegrasi. Isyu-isyu kekayinan keagamaan sering
menimbulkan sikap tidak
toleran, loyalitas agama hanya menyatukan beberapa orang tertentu dan
memisahkan yang lainnya. Agama dijadikan
justifikasi untuk tidak toleran terhadap kelompok lain, padahal ajaran
agama menganjurkan untuk saling mencintai sesama.
14. Agama
sebagai identitas/pengenal. Makna simbolik identitas adanya loyalitas terhadap
penganut agama, sering menimbulkan fanatisme keliru, sehingga menimbulkan
permusuhan dan streotipe terhadap kelompok lain.
15. Setiap
individu /kelompok memiliki sistem keyakinan, budaya, adat, agama dan tata cara
ritual yang berbeda belum dapat diterima nalar kolektif masyarakat. Beberapa
sekelompok masih terkooptasi logosentrisme tafsir hegemoni yang sarat akan
prasangka, kecurigaan, bias, kebencian dan reduksi terhadap kelompok yang ada
di luar dirinya (the other).
16. Secara
rinci fungsi agama:
- halaman 8; Odhea
- halaman 25, Dwi Narwoko
Sosiologi Agama
- Sociologi of Religion:
agama dipandang dari sudut Sosiologi, yakni untuk mempelajari/studi tentang
perilaku masyarakat beragama. Dalam hubungan dengan Tuhannya dan hubungan sesame
manusia
- Sosiologi agama tercara teknis
diartikan merupakan suatu aspek studi hubungan
antara gagasan dan prinsip yang diwujudkan dalam gerakan dan lembaga sertanya
asal-usul situasi sosialnya, perkembangan, kemajuan serta kemundurannya.
- Agama menyangkut hal yang berada di luar dirinya, menyangkut dunia luar (the
beyond). Apa yang dianggap manusia sebagai implikasi dari dunia
luar tersebut terhadap kehidupan manusia.
- Menurut Vilfredo Pareto (Odhea,1990),
menyangkut apa yang disebut dengan “pengalaman
transendent”, yakni pengalaman atas kejadian yang ada sehari-hari
dan yang dapat diamati atau penyaringan dan penanganan yang sistematis
terhadap pengalaman secara ilmiah.
Kesimpulannya:
1. Agama suatu sistem keyakinan memuat peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhannya (vettikal) dan hubungan manusia dengan sesame
manusia (horizontal)
2. Sosiologi agama yakni studi tentang
pengalaman-pengalaman keagamaan atau perilaku masyarakat yang beragama dalam
hubungannya dengan Tuhannya dan hubungannya dengan sesam manusia.
Beberapa sifat alamiah umat beragama:
3.
etnosentrisme
4.
streotipe
5.
folkways
6.
fanatisme
7.
ikatan
solidaritas/in group
Teori sosiologi agama
1.
Menurut
Augute comte, perkembangan tahapan pemikiran manusia.
teologis, metafisik,
rasional/positif.
2.
Herbert
Spencer, tradisional ke komplek zaman modern
3.
Taylor,
perkembangan keagamaan masyarakat, dari paham animism, dinamisme, politeisme
dan monoteisme.
4.
Talcott Parsons, structural fungsional, yakni Fungsi agama terhadap manusia menciptakan
keteraturan masyarakat dan saling fungsional (pranata sosial, kelembagaan masy)
5.
Karl marx,
agama sebagai candu masyarakat
6.
Ibnu Khaldun, agama menciptakan ikatan solidaritas sosial
7.
Odhea,
ada 6 fungsi agama
Thomas O’dea berpendapat bahwa ada enam fungsi agama.
- Pertama, agama memberikan dukungan nilai-nilai dan tujuan agama yang dianut
- kedua, melalui
penyembahan dan upacara-upacara keagamaan agama memberikan keamanan dan
identitas emosional dan rujukan yang tetap di tengah-tengah konflik ide
dan opini. Ini adalah fungsi kependetaan dan agama yang mengajarkan
doktrin-doktrin dan tata cara melakukan upacara keagamaan dan stabilitas;
- ketiga,
mensakralkan
norma-norma dan mempromosikan tujuan-tujuan kelompok daripada individu
dengan melegitimasi tatanan sosial;
- keempat,
agama
juga memberikan standar yang juga merupakan basis untuk melakukan kritik
terhadap fenomena sosial atau pola sosial yang tidak sesuai
dengan norma sosial
- kelima, agama membantu individu memahami dirinya dan menyediakan identitas;
- keenam,
agama memberikan proses pematangan dan kedewasaan yaitu membantu individu
dalam krisis kehidupan dan transisi dari status ke status lainnya.
Pendapat
beberapa ahli
1. Menurut Emille
Durkheim, agama didefinisikan sebagai sebuah sistem kepercayaan mengenai
kekuasaan dari
keuatan-kekuatan menentukan nasib umat manusia dan praktek-praktek yang berhubungan
dengan sistemk kepercayaan tersebut yang dianut bersama oleh sebuah
kelompok.
2. Menurut C. Geerth dalam artikelnya yang berjudul The Religion as Cultural System agama adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memunculkan suasana hati dan motivasi yang kuat dan berlangsung lama dengan cara menfokuskan konsep-konsep dari semua tatanan keberadaan yang umum, membingkai konsep-konsep dengan satu aura faktual yang membuat suasana hati dan motivasi hal tersebut dengan nampaknya realistis secara unik.
3. Menurut T. Luckman dalam tulisannya yang berjudul The Invisible Religion (1967) agama harus sesuai dengan pegertian dasar dari konsep agama itu sendiri untuk menyebut transendensi dunia biologis/dunia gaib oleh organisme manusia sebagai sebuah fenomena agama.
4. Menurut Yinger dalam
tulisannya yang berjudul The Scientific Study of
Religion (1960), agama merupakan
sebuah praktek-praktek/ritus-ritus
yang mana sekelompok orang berjuang menghadapi permasalahan-permasalahan
tertinggi dari umat manusia.
2. Menurut Aldridge, pesta raya dan lain-lain hanya pengganti agama bukan sebagai agama itu sendiri; agama itu didefinisikan secara fungsionalis; hanya sebagai fungsi individu dan bermasyarakat dianggap perlu; agama memberi manusia sense identity sebagai makna dan harapan; dan agama mengekpresikan nilai-nilai bersama atau yang mengikat masyarakat dan semua hal yang mempersatukan disebut agama.
3. Definisi fungsionalis
terhadap agama sering dihubungkan dengan sebuah pandangan bahwa hakikat sosial
yang mengikuti masyarakat bersama bukanlah paksaan dan bukan pula keharusan
dalam berperilaku sosial atau
berinteraksi tetapi didasarkan nilai-nilai
atau norma-norma yang dimiliki bersama atau yang disepakati.
4. Definisi ekslusif.
(1) M. Baton dalam Antropological Aproach From Study of Religion (1966) berpendapat bahwa agama adalah institusi yang terdiri
dari interaksi yang terpolakan secara budaya dengan mahluk-mahluk Super Human yang diposisikan secara kultural;
(2) Robertson: The Sosiological Interpretation of Religion berpendapat bahwa budaya keagamaan adalah satu set
kepercayaan-kepercayaan terhadap nilai-nilai yang berasal secara langsung dari
hal tersebut;
(3) M. Hill: The Sociology of Religion berpendapat bahwa agama adalah satu set kepercayaan untuk
mengatur perbedaan antara realitas empiris dan supra empiris. Bahasa simbol
yang digunakan dalam hubungannya dalam pembedaan ini serta kegiatan-kegiatan
dan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pengaturan ini.
Fungsi agama secara umum terbagi dua.
1.
Pertama, fungsi manifest (yang tampak) yaitu fungsi yang disadari dan jelas nampak
yang dijalankan dalam ritus keagamaan;
2.
kedua, fungsi laten (yang tidak tampak) yaitu fungsi tidak disadari dan
diketahui-bukan tujuan utama-dalam ritus keagamaan.
Pertama, agama menghalangi
orang untuk protes dengan memberikan hiburan/rekonsiliasi;
kedua, fungsi yang
mensakralkan nilai-nilai dapat menghalangi kemajuan pengetahuan;
ketiga, agama dapat
mencegah adaptasi;
keempat, fungsi
profetiknya dapat membawa utopisme dan harapan-harapan yang tak realistis maka
menghalangi munculnya tindakan-tindakan praktis dan realistis;
kelima, agama mengikat
individu ke dalam kelompok sedemikian rupa sehingga menimbulkan konflik dengan
yang lain dan menghalangi adaptasi;
keenam, agama juga dapat
menciptakan ketergantungan kepada lembaga-lembaga dan kepemimpinan agama maka
menghalangi kedewasaan.
Selain itu ia juga berpendapat bahwa agama memiliki enam disfungsi.
8.
Contoh RPP PAI
Contoh RPP PAI X
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah : SMK
ANTABARANTAH,
Mata Pelajaran :
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas /Semester : X/Ganjil
2013/2014.
Materi Pokok :
Menahan Diri.
AlokasiWaktu 3 Jam Pelajaran.
A.Kompetensi Inti
KI-1. : Menghargai,dan menghayati ajaran Agama
yang dianut.
KI-2 : Menghargai dan menghayati Prilaku jujur, disiplin,tanggung
Jawab,
: Peduli(Toleransi,gotong
royong)santun,percaya diri dalam berinteraksi
: secara efektif dengan lingkungan sosial
dan dalam alam jangkauan
: pergaulannya.
KI-3. : Memahami Pengetahuan (Faktual,konseptual)seni,budaya,terkait
: kejadian
tampak mata.
KI-4. : Mencoba,mengolah dan menyaji dalam ranah
kongrit(Menggunakan,
: mengurai,merangkai,memodifikasi,dan
membuat) dan dalam ranah
: abstrak (menulis,membaca,menghitung,menggambar,dan
mengarang)
: sesuai dengan yang dipelajarai disekolah
dan sumber lain yang sama
: dalam sudut pandang teorii
B.KOMPTENSI DASAR DAN INDIKATOR
NO
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator Pencapaian Komptensi
|
|
|||||||||
1.
|
1.2.Kemampuan Menjelaskan ttg
a.Pengertian Kontrol diri
(Mujahadah An-nafs)
Al-anfal 8: 72
b.Prasangka Baik (Khusnudzoan)
Al-Hujurat(49):12,
c.Persaudaraan (Ukhuwah)
Al-Hujurat(49) :10.
|
1.2.2. (a).Menjelaskan pengetian
Kontrol diri
(Mujahadah An-naf)
(b)
Menjelaskan contoh-contoh prilaku
kontrol diri dalam kehidupan se-hari
hari.
(c) Mengamalkan nilai-nilai
kontrol
Diri dalam kehidupan nyata
sebagai
Implementasi dari
Al-Anfal(8):72.
1.2.3.(a) Menjelaskan pengertian
Baik sangk
(Khamalkan khusnudzoan).
(b).Menyebutkan contoh contoh prasa
ngka baik dalam kehidupan se-hari
hari.
(c).Mengamalkan
nilai-nilai kebaikan
Dalam kehidupan sebagai
implementasi dari
Al-Hujurat
(49)12.
1.2.4.(a).Menjelaskan pengertian
persauda
raan dalam kehidupan nyata.
(b).Menguraikan contoh-contoh per
buatan yang meningkatkan rasa
persaudaran dalam kehidupan
nyata.
(c).Mengembangkan
kerjasama,dan
Gotong royong,toleransi terhadap
Sesama sebagai implementasi dari
Surat
Al-Hujurat (49):10.
|
|
|||||||||
2.
|
2.2.Melalui diskusi bimbingan Guru
siswa mempunyai kemampuan menyebutkan makna yang terkandung dalam surat
Al-Anfal (8):72.
2.3. Melalui diskusi dan tanya
jawab Kelompok siswa dapat menjelaskan tentang makna yang terkadung dalam
surat Al-Hujurat (49):12.
|
2.2.2. Menyebutkan makna pelajaran
yang di
Ambil dari dari surat Al-Anfal
(8):72.
2.2.3 Menjelaskan tentang makna yang
Terkandung dalam surat Al-Hujurat
(49):12.
|
|
|||||||||
|
||||||||||||
3.
|
3.3. Melalui proses pembelajaran
yang mendalam siswa mempunyai kemampuan untuk menjelaskan makna surat
Al-Hujurat (49) : 10
3.4.Melalui Proses pembelajaran
yang
mendalam siswa mempunyai
kemampuan untuk menemukan dan
menulis Hadits tentang Kontrol Diri
(Mujahadah An-nafs)
|
3.3.3 Menjelaskan intisari yang terkandung
Dalam surat Al-Hujurat (49):10.
3.3.4 (a)Menemukan Hadits tentang Kontrol
Diri (Mujahadah An-nafs)
(b)Mempraktekan penulisan Hadit ttg
Kontrol Diri (Mujahadah An=naf)
|
|
|||||||||
|
||||||||||||
C.TujuanPembelajaran
1.Melalui diskusi dan tanya jawab yang
mendalam siswa dapat menyebutkan makna yang
terkandung
dalam surat Al Anfal(8)ayat 72
2.Melalui diskusi bimbingan Guru siswa dapat menyebutkan makna yang terkandung dalam surat
Al-Hujurat (49) : 12
3.Melalui diskusi intens Guru
dengn Siswa,dan Siswa dengan Siswa dapat menguraikan makna
yang terkandung dalam surat Al-Al-Hujurat(49)10.
4.Melalui penugasan secara kelompok dapat menemukan,menulis,dan membaca hadits tentang
kontrol diri (mujahadah an-nafs)
5.Melalui penugasan siswa dapat menemukan , menulis,dan membaca hadits tentang prasangka
baik (husnuzzhan).
6.Melalui penugasan
siswa dapat mengemukakan,menulismdan
membaca hadits tentang
persaudaraan (ukhuwah)
D.MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran yang ditampilkan
dalam pertemuan ini sbb:
a.
Kontrol diri
(Mujahadah An-nafs
b.
Berbaik sangka
(Khusnudzoan)
c.
Persaudaraan
(Ukhuwah )
d.
Ayat Al-Qur’an
sebagai landasan tentang Kontrol diri
(Mujahadah An-nafs),Berbaik sangka (Khusnudzoan), dan Persudaraan (Ukhuwah ).
E.METODE PEMBELAJARAN.
a.Pendekatan Saintific.
b. Diskusi Kelompok dan tanya jawab
c. Penugasan.
d. Praktek
e..............................................................................................................................................
F. SUMBER BELAJAR.
1...................................... 201...Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti SMK Kelas X. Jakarta:
PT.
Erlangga.
2.Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:
Departemen Agama RI.
3................................................................................................................................................
4..............................................................................................................................................
5. Dst.........................................................................................................................................
G. MEDIA PEMBELAJAN/ALAT PEMBELAJARAN.
1.MEDIA.
a.Vidio Pembelajaran Al- Qur’an.
b.Power
.
2.AlAT PEMBELAJARAN.
c.Leptop.
d.LCD Proyektor.
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN.
No
|
KEGIATAN
|
alokasi
waktu
|
|
1
|
PENDAHULUAN
|
||
|
a
|
Membuka pembelajaran dengan
salam dan berdo’a bersama dengan khikmad,
dipimpin oleh salah seorang peserta
didik yang lebih pandai membaca do’a dari
Peserta didik yang lain.
|
10 Menit
|
|
b
|
Melakukan absensi terhadap
siswa yang hadir dan berhalangan hadir.
|
|
|
c
|
Memulai pembelajaran dengan
membaca Al-Qur’an surat-surat Pendek,dan surat
Surat pilihan dengan lancar
dan benar (surat –surat Al-qur’an yang berhubungan
dengan materi Pembelajaran.
|
|
|
d
|
Guru mengamati kesiapan siswa
dengan menginstruksikan kepada peserta didik untuk merapikan pakaian,posisi,
dan tempat duduk sesuai dengan kondisi kelas.
|
|
|
e
|
Menjelaskan Materi yang akan
dipelajari pada hari..................................................,
|
|
|
|
Menjelaskan kegunaan materi
yang akan dipelajari (Apersepsi)
|
|
|
f
|
Mengajukan pertanyaan secara
komunikatif tentang materi ,Surat Al-Anfal ayat (80):72.Surat Al Hujurat ayat
(49):12. Surat Al-Hujurat ayat (49): 10. Dan Al-Hadits
Tentang Kontrol Diri
(Mujahada An-nafs) Prasangka Baik ( Khusnudzoan).dan Persaudaraan (Ukhuwah).
Hadits-Hadits yang berhubungan dengan Kontrol diri,berbaik sangka ,serta
persudaraan .
|
|
|
g
|
Guru menyampaikan kepada
peserta didik tentang kompetensi dasar dan tujuan yang
Akan dicapai dalam proses
pembelajaran tentang Konrol diri (Mujahadah An-nafs)
Prasangka baik (Khusnudzoan),
dan persaudaraan (Ukhuwah) Hadits Hadits tentang
Kontrol diri (Mujahadah
An-nafs),Prasangka baik (Khusnudzoan) dan persuadaraan
(Ukhuwah).
|
|
|
h.
|
Mempersiapkan media /alat
pembelajaran berupa Leptop lengkap dengan VCD.Infokus.Gunanya untuk
mengkongritkan antara apa yang
diucapkan dengan
bentuk tulisannya.
|
|
|
|
80. Menit.
|
2
|
|
KEGIATAN INTI.
|
|
|
a.
|
Mengamati,
|
|
|
|
-Guru membagi kelompok
menjadi 5 kelompok dengan tiap-tiap kelompok 5 orang
|
|
|
|
-Peserta didik seacara
kelompok mengamati/menganalisa surat Al-Anfal (8):72
Al-Hujurat (49):12, Surat Al-Hujurat Ayat
(49): 10. Serta Hadits-hadits tentang
Kontrol diri (Mujahadah An-nafs) Prasangka
Baik (Khusnudzoan),dan Persaudaraan
(Ukhuwah).
|
|
|
|
-Peserta didik secara
kelompok mendiskusikan Surat Al-Anfal (8):72 ,Al-Hujurat
(49): 12. Al Hujurat (490: 10.serta Hadits
tentang Kontrol diri (Mujahadah An-nafs )
Prasangka baik (khusnudzoan ),dan
persaudaraan (Ukhuwah).
|
|
|
b
|
Menanya
|
|
|
|
-
Dua orang dari tiap kelompok peserta didik pergi bertanya kepada
kelompok
Lain untuk mencari informasi
tentang Intisari pelajaran dari Surat Al-Anfal (8):72. Al –hujurat (49): 12,
dan Surat Hujurat (49):10. Hadits tentang Kontrol
diri (Mujahadah An-nafs),
Prasangka Baik (Khusnudzoan) ,dan Persaudaraan
(Ukhuwah)
-
Tiap-tiap kelompok peserta didik menyamakan persepsi tentang makna pada
Surat Al-Anfal (8) : 72. Surat Al-Hujurat (49):12, Surat Al-hujurat
(49):10.serta Hadits-hadits tentang Kontrol diri(Mujahadah An-nafs),Prasangka
baik (Khusnudzoan ), dan Persaudaraan (Ukhuwah) setelah mencari informasi
dari kelompok lain.
|
|
|
c.
|
Mengesperimen/mengeskplor/mencari.
|
|
|
|
-Guru membantu mengemukakan
makna Hadits tentang kontrol diri (Mujahadah an-
nafs) ,Prasangka baik (Khusnudzoan), dan
Persaudaraan (Ukhuwah).
-Siswa menganalisa surat
Al-Anfal (8):72, Surat Al-Hujurat (49):12,Surat Hujurat
(49): 10. Serta Hadits tentang kontrol diri
(Mujahadah An-nafs),Prasangka baik
(Khusnudzoan) , persaudaraan ( Ukhuwah )
- Melalui diskusi inten siswa
dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
tentang khasiat Kontrol diri (Mujhadah An-nafs),Prasangka
baik (Khusnudzoan),
Persaudaran (Ukhuwah) Hadits-hadits yang
berhubungan dengan kontrol diri
(Mujahadah An-nafs), Prsangka baik (Khusnudzoan), dan persaudaraan
(Ukhuwah).
|
|
|
d.
|
Asosiatif
|
|
|
|
-Secara indifidual maupun
kelompok , peserta didik mengklasifikasi/menguraikan
Surat Al-Qur’an tentang Kontrol diri
(Mujahadah an-nafs),Prsangka baik
(Khusnudzoan), dan persaudaraan (Ukhuwah).
-Setelah melalui pencarian
dan analisa yang inten secara individu dan kelompok dapat
mengklasifikasi Hadits Nabi tentang kontrol
diri ( Mujahadah An-nafs) , prasangka
baik
(khusnudzoan), dan persaudaraan (Ukhuwah).
|
|
|
e.
|
Komunikasi
|
|
|
|
.Peserta
didik menyampaikan hasil pengamatan,diskusi kelompok,penjelasan
Guru,analisa kelompok serta sumber lain
yang relevan tentang makna yang
Terkandung dalam surat Al –Anfal (8) : 72,
Al- Hujurat (49):12,Al-Hujurat (49):10,
Serta Hadits-Hadits tentang Kontrol diri
(Mujahadah An-nafs),Prasangka
baik(Khusnudzoan), dan persaudaraan
(Ukhuwah).
.Peserta
secara kelompok dan individual secara
bergantian menanggapi hasil
presentasi
(melengkapi,mengkonfirmasi,menyanggah )kelompok lain.
. Masing-masing kelompok dibantu oleh Guru membuat kesimpukan
|
|
|
|
|
|
|
f
|
Penutup
|
5.Menit.
|
|
|
.Melaksanakan penilaian dan
refleksi dengan mengajukan pertanyaan dan tanggapan
peserta didik dari kegiatan yang telah dilakukan sebagai bahan
masukan untuk
perbaikan langkah selanjutnya.
.Merencakan kegiatan tindak
lanjut dengan memberikan tugas baik
secara invidu
maupun kelompok bagi peserta didik yang
belum lancar dalam melafalkan huruf
Hija’iyah dan harokatnya.
.Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
|
I.PENILAIAN HASIL BELAJAR.
Tugas
.Mengisi rubrik tentang analisa Q.S. Al-Anfal(8):72,Q.S.Al-Hujurat(49):12,Al-
Hujurat (49): 10,dan Hadits.
Conto.
Beri tanda
di kolom ya dan tidak.
NO
|
U R A I A N
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Dapat menganalisa Q.S
Al-Anfal (8): 72;
|
6
|
|
2.
|
Dapat menganalisa Q.S
Al-Hujurat (49): 12;
|
8
|
|
3.
|
Dapat menganalisa Q.S. Al- Hujurat (49): 10;
|
9
|
|
4
|
Dapat menemukan,menulis,dan
membaca Hadits tentang Kontrol Diri (Mujahadah An-nafs)
|
7
|
|
5.
|
Dapat menemukan, membaca, dan
menulis Hadits tentang Prasangka baik (Khusnudzoan)
|
9
|
|
6.
|
Dapat menemukan,membaca,dan
menulis Hadits tentang Persaudaraan (Ukhuwah).
|
10
|
|
|
Skor Minimal/perolehan
|
49
|
|
|
Skor Maksimal
|
60
|
|
.Kegiatan
Menganalisisa
Q.S. Al- Anfal(8): 72; Q.S. Al-Hujurat (49): 12; Al-Hujurat(49) :10. Dan
Hadits.
. Portotofolio
Peserta didik mendiskusikan tentang
bagaimana tehnis menuliskan Hadits tentang Kontrol diri
(Mujahadah An-Nafs),Prasangka baik (Khusnudzoan),
Persaudaraan (Ukhuwah).
.Tes
Pilihan ganda
1.
Dibawah
ini makna yang terkandung dalam Q.s.Al-Anfal (8):72,adalah tentang a.
Jihad b. Permusuhan . c. Perdamaian, d.
Tolong menolong, e. Sombong.
2.
Tolong
menolong dalam kebaikan, gotong royong dalam bermasyarakat adalah makna
dari; a,
Q.S Al-Anfal (8):72, b. Q.S. Al-Ma’idah (11): 10, c, Q.S. An- nas : 1. d. Al-Hujurat(49):12.
e. Q.S. Al-Hujurat(49) : 10.
A.
Indikator PencapaianKompetensi
1.menyebutkan makna yang
terkandung dalam surat Al Anfal (8) ayat 72
2 menyebutkan
makna yang terkandung dalam surat Al-Hujurat (49) : 12
3.menyebutkan makna yang
terkandung dalam surat Al-
Al-Hujurat (49) : 10
4. mengemukkan
hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs)
5. dapat
mengemukkan hadits tentang prasangka baik
(husnuzzhan).
6.dapat mengemukkan hadits tentang persaudaraan (ukhuwah)
B.
MateriPembelajaran
1. Q.S. Al-Anfal (8) : 72)
¨bÎ) z`Ï%©!$# (#qãZtB#uä (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur óOÎgÏ9ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&ur Îû È@Î6y «!$# tûïÏ%©!$#ur (#rur#uä (#ÿrç|ÇtR¨r y7Í´¯»s9'ré& öNåkÝÕ÷èt/ âä!$uÏ9÷rr& <Ù÷èt/ 4 tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä öNs9ur (#rãÅ_$pkç $tB /ä3s9 `ÏiB NÍkÉJu»s9ur `ÏiB >äóÓx« 4Ó®Lym (#rãÅ_$pkç 4 ÈbÎ)ur öNä.rç|ÇZoKó$# Îû ÈûïÏd9$# ãNà6øn=yèsù çóǨZ9$# wÎ) 4n?tã ¤Qöqs% öNä3oY÷t/ NæhuZ÷t/ur ×,»sVÏiB 3 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ×ÅÁt/ ÇÐËÈ 2
2. Q.S. Al-Hujurat (49) : 12
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7Ï^tGô_$# #ZÏWx. z`ÏiB Çd`©à9$# cÎ) uÙ÷èt/ Çd`©à9$# ÒOøOÎ) ( wur (#qÝ¡¡¡pgrB wur =tGøót Nä3àÒ÷è/ $³Ò÷èt/ 4 =Ïtär& óOà2ßtnr& br& @à2ù't zNóss9 ÏmÅzr& $\GøtB çnqßJçF÷dÌs3sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# Ò>#§qs? ×LìÏm§ ÇÊËÈ
3. surat Al-Al-Hujurat (49) : 10
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷uqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ
4.Hadits ……………………..
C.
MetodePembelajaran
Metode:
1.
Diskusi
2.
Penugasan
Model :
Kooperativ
Learning
Dengan tipe two
stay two straid
D.
Media Pembelajaran
Kitab suci Alquran dan terjemahan
Kumpulan kitab
Hadits buhari
Multimedia Interaktif/CD Interaktif
/Video
Kertas permainan two stay two strait
E.
SumberBelajar
1.
Buku PAI dan Budi Pekerti PAI Kls X
2.
Kitab suci Alquran dan
terjemahannyaahannya dan kitab hadits buhari
F.
Langkah-langkah Pembelajaran
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan
a.
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’abersama dipimpin
oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
b.
Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’ansurahpendek pilihan
dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang
ditentukan sebelumnya);
c.
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadirandan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif
berkaitan dengan materi Menganalisis
Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) :
10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan),
dan persaudaraan (ukhuwah)
d.
Menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan yang akan dicapai yaitupeserta didik dapat Menganalisis Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S.
Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang
kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah)
Menyampaikan cakupan makna Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49)
: 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
e.
Menyampaikantahapan tahapan pelaksanaan model pembelajaran two
stay two stray
f.
Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan
di papan tulis/whiteboard, potongan kartu/kertas karton (tulisan yang besar
dan mudah dilihat/dibacaataugambar), jika
memungkinkan melalui tayangan slide (media LCD projector).
Hal inidilakukanuntukmengkonkretkanantaraapa yang
diucapkandanbentuktulisannya
|
10 menit
|
2.
|
Kegiatan Inti
a.
Mengamati
1.Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok dengan tiap
kelompok berjumlah 5 orang.
2. Peserta didik secara kelompok
menganalisa Q.S. Al-Anfal (8) : 72);
Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang
kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah)
3. Peserta didik secara
kelompok mendiskusijkan Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12;
dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah
an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
b.Menanya
1.Dua orang dari tiap kelompok peserta didik pergi
bertanya ke kelompok lain untuk mencari informasi tentang Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12;
dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah
an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
2.Tiap-tiap kelompik menyamakan persepsi
tentang makna pada Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat
(49) : 10; serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka
baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah) setelah mencari informasi
kekelompok lain.
c.Mengeksperimen/Mengexplorasi
1.Guru menyuruh mengemukkan makna hadits tentang kontrol diri
(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
2.siswa menganalisa Q.S. Al-Anfal (8) :
72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10; serta hadits
tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah)
b.
Asosiasi
1.Secara individual maupun kelompok, pesertadidik
mengklasifikasikan surat Al Quran yang tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan
persaudaraan (ukhuwah)
2 .Secara individual maupun kelompok, pesertadidik
mengklasifikasikan Hadits nabi saw yang tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
c.
Komunikasi.
·
Peserta didik menyampaikan hasil diskusi tentang makna yang terkandung Q.S.
Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; dan QS Al-Hujurat (49) : 10;
serta hadits tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
·
Peserta yang lain baiksecara
individual maupunkelompok menanggapi hasil presentasi (melengkapi, mengkonfirmasi, menyanggah)
·
Pesertadidikmembuatkesimpulan dibantu dan
dibimbing guru
|
70menit
|
3.
|
Penutup
a.
Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan
atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai
bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya;
b.
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik
cara individu maupun kelompok bagi peserta didik yang belum lancar dalam
melafalkan huruf hijaiyah dan harakatnya;
c.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
|
10 menit
|
G.
Penilaian Hasil Belajar
Tugas
·
Mengisi rubrik tentang analisa Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS
Al-Hujurat (49) : 10 dan hadits
Contoh:
Beritanda di kolom ya atau tidak
No.
|
Uraian
|
Ya
|
tidak
|
1.
|
Dapat
menganalisa Q.S. Al-Anfal (8) : 72);
|
1
|
|
2.
|
Dapat
menganalisa Q.S. Al-Hujurat (49) : 12;
|
|
0
|
3.
|
Dapat
menganalisa QS Al-Hujurat (49) : 10
|
1
|
|
4
|
Dapat
menganalisa hadits tentang kontrol diri
(mujahadah an-nafs)
|
|
0
|
5
|
Dapat
menganalisa hadits tentang prasangka
baik (husnuzzhan))
|
1
|
|
6
|
Dapat
menganalisa hadits tentang dan
persaudaraan (ukhuwah)
|
1
|
|
|
Skor
|
4
|
|
|
Jumlah
|
66
|
|
1.Observasi
Menganalisa
Q.S. Al-Anfal (8) : 72); Q.S. Al-Hujurat (49) : 12; QS Al-Hujurat (49) : 10 dan
hadits
2.Portofolio
Menuliskkan
hadits tentang kontrol diri (mujahadah
an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan (ukhuwah)
Tes
1.Pilihan ganda
Dibawah ini makn a yang gterkandung dalam Q.S. Al-Anfal (8) : 72) adalah tentang
:
a.jihad b.permusuhan c.perdamaian d.tolong menolong e.Sombong
H.
SumberBelajar
2.
Al Quran dan terjemHannya
3.
Kitab Hadits dan terjemahannya
Mengetahui,
KepalaSMA.....
...............................................
NIP. ......................................
|
......................,
......................................
Guru Mata Pelajaran PAI
.................................................
NIP. ........................................
|
Teken in op:
Plasings (Atom)