BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyelenggaraan
pendidikan perikanan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri
Pontianak merupakan salah satu program guna pembangunan Kementerian Kelautan
dan Perikanan dalam rangka menyiapkan/menghasilkan sumber daya manusia kelautan
dan perikanan tingkat menengah yang bermoral, berjiwa bahari, dan wirausaha
serta memiliki etos kerja tinggi yang siap memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap profesionalisme, sehingga diharapkan dimasa mendatang dapat
menjadi pemuda yang bisa mengembangkan sektor kelautan dan perikanan yang benar
– benar menjadi sektor andalan di Asia maupun di Dunia.
Guna mewujudkan
harapan tersebut, maka SUPM Negeri Pontianak sebagai Unit Pelaksanaan Teknis di
daerah untuk merealisasikan program ini. Di dalam pelaksanaan proses balajar
mengajar di SUPM Negeri Pontianak menerapkan pola semester sesuai kurikulum.
Dimana perbandingan teori dengan praktek secara keseluruhan adalah 30% teori
berbanding 70% praktek. Salah satu kegiatan praktek yang dilaksanakan adalah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa/I Tingkat II (Dua) Semester IV (Empat)
bagi semua program keahlian.
Di dalam
pelaksanaan PKL, siswa/I diwajibkan untuk mengintegrasikan diri di lingkungan
masyarakat nelayan dan mengembangkan kecakapan di bidang perikanan serta
permesinan kapal perikanan dalam situasi nyata, baik masalah teknis, maupun
masalah sosial ekonomi, serta memperbandingkan antara teori yang telah
dipelajari di sekolah dengan praktek di lapangan.
Permesinan
sangat penting bagi kapal – kapal perikanan baik yang kecil maupun yang besar.
Apalagi gardan sebagai mesin bantu dikapal perikanan baik kapal trawl
maupun kapal purse seine.
Mesin gardan
berfungsi sebagai perarik kolor purse seine atau trawl maupun kolor
jangkar kapal. Mesin gardan masih menggunakan tenaga dari mesin induk untuk
menggerakannya, tetapi bisa diatur waktu pengoperasiannya. Oleh karena itu
mesin gardan sangat dibutuhkan di kapal – kapal perikanan, setiap kapal
perikanan yg tidak mempunyai gardan maka kerja awak kapal akan terasa lebih berat.
B.
Tujuan
Tujuan
dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk menambah wawasan dan
meningkatkan pola pikir siswa/I kemasa yang akan datang, terealisasi dalam
berintegrasi dengan masyarakat perikanan dan masyarakat di unit – unit usaha
perikanan.
Adapun tujuan dari Praktek Kerja
Lapangan (PKL) diantaranya adalah sebagai berikkut:
1.
Dapat menambah
wawasan dan meningkatkan tenaga teknis di bidang permesinan kapal perikanan
yang berkualitas dan mampu memperbaiki dan mengoperasikan dan merawat mesin
perikanan.
2.
Agar siswa/I dapat
melihat dan mengamati secara langsung cara kerja mesin gardan dan bagaimana
cara merawat dan memperbaikinya jika terjadi kerusakan.
3.
Agar siswa/I
mendapatkan pengalaman kerja di laut, terutama dibagian permesinan kapal
perikanan serta dapat menerapkan dan memperbandingkan ilmu yang telah
dipelajari di sekolah dengan ilmu yang di dapat waktu praktek di lapangan.
4.
Melatih siswa/I
agar dapat bekerja sama dengan orang – orang yang berada di lahan praktek dan
mengembangkan pengalaman belajar di dunia perikanan dan unit kerja lainnya,
serta melatih siswa/I agar menjadi pribadi yang lebih mandiri.
C.
Manfaat
Manfaat yang penulis peroleh selama
berada di lahan praktek waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KM. Tunas Rejeki
adalah sebagai berikut:
1.
Dapat melihat
dan mengetahui secara langsung cara kerja gardan dan system instalasinya.
2.
Mendapat
pengalaman kerja di laut, terutama di kapal perikanan di bagian permesinan dan
dapat bekerja sama dengan semua awak kapal serta dapat mengenal masyarakat
perikanan.
3.
Menambah
wawasan cara kerja purse seine dan permesinan kapal parikanan.
D.
Visi dan Misi
1.
Visi
·
Terwujudnya
sumber daya manusia yang bermoral, profesional, dan berjiwa bahari.
·
Dapat menemukan
ide – ide baru tentang permesinan kapal perikanan.
2.
Misi
·
Mengembangkan
pendidikan yang berkualitas setara dengan bangsa lain.
·
Mengembangkan
sumber daya manusia di bidang permesinan kapal perikanan.
E.
Alasan Memilih
Judul
Sesuai dengan program keahlian
Teknika Perikanan Laut (TPL), penulis mengambil judul sesuai PESAWAT BANTU
KAPAL PERIKANAN dengan judul “SISTEM INSTALASI GARDAN”. Supaya
penulis lebih memahami dan dapat menambah pengetahuan tentang pesawat bantu
kapal perikanan khususnya tentang mesin gardan, supaya dapat menjadi pemuda
yang terampil dan mempunyai ide – ide cemerlang, serta siap terjun kelapangan
dunia permesinan kapal perikanan.
BAB II
PERSIAPAN
A.
Rencana
Kegiatan
Sebelum
berangkat ke lokasi praktek, para Insruktur memberikan pengarahan kepada
peserta praktek yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan di
lapangan dan cara hidup bersosialisasi dengan masyarakat. Peserta praktek
diwajibkan membuat suatu rencana kegiatan praktek kerja lapangan. Tujuannya
adalah memberikan acuan bagi peserta praktek, sehingga peserta praktek mendapat
gambaran untuk melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan. Rencana kegiatan
praktek kerja lapangan dibuat peserta praktek yang bersangkutan dan
dikonsultasikan dengan guru pembimbing intern masing – masing, dan harus
disetujui serta ditanda tangani oleh masing – masing pembimbing intern dan
ketua jurusan.
Rencana kegitan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel I
Rencana Kegiatan
Bulan/Minggu
|
|||||||||||||||||||||||||||||
No
|
Uraian Kegiatan
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
|||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
2
|
Pembekalan
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
3
|
Konsultasi ke
Pembimbing Intern
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
4
|
Berangkat ke lokasi
praktek
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
5
|
Tiba di lokasi praktek
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
6
|
Melapor ke instansi
terkait
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
7
|
Penampatan kost induk
semang
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
8
|
Bakti sosial
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
9
|
Penempatan kapal
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
10
|
Kegiatan Praktek
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|||||||||
11
|
Pengumpulan data
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
|||||||||
12
|
Konsultasi ke
Pembimbing Ekstern
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
X
|
||||||||||||||||||||||
13
|
Penjemputan pulang
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
14
|
Libur lebaran
|
X
|
X
|
||||||||||||||||||||||||||
15
|
Menyusun laporan di
rumah
|
X
|
X
|
||||||||||||||||||||||||||
16
|
Masuk kampus
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
17
|
Seminar
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
18
|
Ujian Pertanggung
jawaban
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
19
|
Perbaikan Laporan
|
X
|
|||||||||||||||||||||||||||
20
|
Pengumpulan laporan
|
X
|
B.
Jadwal Kegiatan
Selama
melaksanakan praktek kerja lapangan penulis membuat jadwal kegiatan yang
tersusun seperti berikut:
Tabel II
Jadwal Kegiatan
No
|
Hari/Tanggal
|
Uraian Kegiatan
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
|
7 – 14 Maret
2011
15 – 27 Maret
2011
28 – 31 Maret
2011
1 – 16 April 2011
17 – 30 April
2011
1 –15 Mei
2011
16 – 22 Mei
2011
23 – 31 Mei
2011
1 – 13 Juni
2011
14 – 21 Juni
2011
22 – 30 Juni
2011
1 – 13 Juli
2011
14–24 Juli
2011
25–31 Juli
2011
1 – 28
Agustus 2011
29 – 31
Agustus 2011
1–11
September 2011
|
v Pembekalan.
v Konsultasi
ke pembimbing intern.
v Pembuatan
RKU.
v Berangkat
ke lokasi praktek.
v Tiba
di lokasi praktek.
v Penempatan
induk semang.
v Melapor
ke instansi terkait.
v Berangkat
ke Dinas Perikanan Pati.
v Pembekalan
dari Ketua Dinas Perikanan Pati.
v Penempatan
kapal.
v Mengisi
perbekalan.
v Berangkat
ke fishing ground.
v Tiba
di fishing ground.
v Pengiperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Membekukan
ikan ke frezer.
v Mengemas
ikan.
v Memperbaiki
jaring.
v Istirahat
terang bulan.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Mengisi
air tawar.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Mengecat
kamar mesin.
v Istirahat
ke pulau.
v Memperbaiki
jarring.
v Mengganti
tiang geladak atas.
v Berngkat
ke fishing ground.
v Tiba
di fishing ground.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Mengisi
air tawar.
v Mengisi
bahan bakar.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Memperbaiki
jaring.
v Istirahat
ke pulau.
v Bersih
– bersih kapal.
v Menambah
perbekalan.
v Over
haule mesin generator.
v Mengisi
bahan bakar.
v Berangkat
ke fishing ground.
v Tiba
di fishing ground.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Pengisian
air tawar.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Pulang
ke Juwana.
v Tiba
di TPI Juwana.
v Bongkar
ikan di TPI
v Istirahat
di kos.
v Penempatan
kapal.
v Mengisi
perbekalan.
v Berangkat
ke fishing ground.
v Tiba
di fishing ground.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiran
ikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Memperbaiki
jaring.
v Pengoperasian
alat tangkap.
v Penyortiranikan.
v Bersih
– bersih kapal.
v Pembekuan
ikan di frezer.
v Pengemasan
ikan.
v Memperbaiki
jaring.
v Memperbaiki
gardan.
v Mengisi
air tawar.
v Mengisi
bahan bakar.
v Pengambil
data.
v Pengumpulan
data.
v Pulang
ke Juwana.
v Tiba
di TPI Juwana.
v Melapor
ke instansi terkait.
v Membeli
tiket kapal.
v Pulang
ke Pontianak.
v Tiba
di Pontianak.
v Penyusunan
laporan.
v Pengetikan
laporan.
v Masuk
kampus.
|
Kampus
Kampus
Kampus
Pelabuhan Pontianak
Pelabuhan
Semarang
Desa Bendar
Desa Bendar
Pati
Pati
Pelabuhan
Juwana
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
Pulau
Kerayaan
Pulau
Kerayaan
Pulau
Kerayaan
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
Pulau
Kerayaan
Pulau
Kerayaan
Pulau
Kerayaan
Pulau
Kerayaan
Pulau
Kerayaan
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
TPI Juwana
TPI Juwana
Desa Bendar
Pelabuhan
Juwana
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
KM. Tunas
Rejeki
TPI Juwana
Desa Bendar
Semarang
Pelabuhan
Semarang
Pelabuhan
Pontianak
Rumah
Rumah
Kampus
|
C.
Potensi Wilayah
Potensi wilayah yang penulis amati selama melakukan Praktek Kerja
Lapangan ( PKL) di daerah Bendar Kecamatan Juwana letaknya sangat strategis,
yaitu di Pelabuhan Juwana merupakan tempatnya kapal – kapal berlabuh, seperti
kapal - kapal dari Juwana sendiri,
Pekalongan, Rembang, Tegal, dan lain – lain.
Di
Desa Bendar juga banyak terdapat tambak – tambak yang cukup luas, seperti tambak
bandeng, tambak udang, dan lain – lain.
DATA PENDUDUK WILAYAH DESA BENDAR KECAMATAN JUWANA
DI AKHIR TAHUN 2010
DESA BENDAR KECAMATAN JUWANA
Jumlah penduduk : 5.254 Orang
Laki – laki : 2.157 Orang
Perempuan : 3.097 Orang
Dari 21 RT / 7 RW.
1.
Luas dan Batas
Wilayah Desa Bendar
a.
Luas Desa : 198,197 Ha
b.
Batas Wilayah
-
Sebelah Utara : Growong Lor
-
Sebelah Selatan : Bumi Rejo
-
Sebelah Barat : Bajo Mulyo
-
Sebelah Timur : Tri Mulyo
2.
Kondisi
Geografis
a.
Tinggi tanah
dari permukaan laut : 5,80 Meter
b.
Banyak curah hujan : 36,80 Mm/Tahun
c.
Topografi :
Pantai
d.
Suhu udara rata
– rata : 34° C
3.
Orbitasi (
Jarak Dari Pusat Pemerintahan )
a.
Jarak dari
Pusat Pemerintahan Kecamatan : 2 Km
b.
Jarak dari Ibu
Kota Kabupaten : 14
Km
c.
Jarak Ibu Kota
Provinsi :
91 Km
d.
Jarak Ibu Kota Negara : 561 Km
Sumber data dari Kantor Kepala Desa Bendar Kecamatan Juwana

Sumber peta dari Desa Bendar Kecamatan Juwana
Gambar 1 : Peta Desa Bendar

Sumber peta dari Desa Bendar Kecamatan Juwana
Gambar 2 : Peta Kecamatan Juwana
BAB III
PELAKSANAAN
A.
Waktu Dan
Lokasi
1.
Waktu
Sesuai
dengan kurikulum pendidikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri
Pontianak, khususnya untuk tingkat II semester IV. Dalam melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) sesuai dengan program keahlian masing – masing.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) terhitung mulai dari tanggal 14 Maret
2011 sampai dengan tanggal 10 September 2011.
2.
Lokasi
Adapun lokasi/tempat yang diambil oleh penulis sebagai tempat untuk
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk tingkat II semester IV, yaitu
di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dalam hal ini
penulis mengikuti/melaksanakan prakteknya di KM. Tunas Rejeki yang beroperasi
di Perairan Laut Jawa dan Selat Makassar.
B.
Kegiatan Kerja
Lapangan
1.
Persiapan
Produksi
a.
Persiapan di
Darat
Persiapan
di darat sangat penting dilakukan oleh para nelayan untuk berangkat ke laut,
yang harus disiapkan para nelayan antara lain:
-
Persiapan
konsumsi seperti: beras, air minum, air tawar, rempah – rempah, buah – buahan,
jajanan, dan lain – lain.
-
Persiapan bahan
bakar seperti: solar, bensin, oli, dan lain – lain.
-
Belanja
perlengkapan untuk perbaikan/kebersihan kapal di laut.
-
Menyiapkan
surat – surat kapal yaitu:
·
Surat izin
berlayar.
·
Surat ukur
kapal.
·
Surat izin usaha
penangkapan.
·
Surat izin
penangkapan ikan.
·
SIJIL.
b.
Persiapan di
Kapal
Persiapan di kapal sangat penting dilakukan oleh para nelayan. Hal
– hal yang harus dipersiapkan ialah sebagai berikut:
-
Menyiapkan alat
tangkap.
-
Menyiapkan
basket dan nampan.
-
Menyiapkan
lampu bangkra / lampu arus dan rumpon.
-
Memeriksa
keadaan mesin.
-
Memeriksa
keadaan frezer.
-
Menentukan
daerah fishing ground.
·
Laut Jawa
dengan nomor jalur penangkapan 712.
·
Selat Makassar
dengan nomor jalur penangkapan 713.
Jalur penangkapan menurut
Peraturan Menteri No.2 Tahun 2011 tentang Batas Jalur Penangkapan, dengan jalur
penangkapan dibagi 3 bagian:
-
Jalur 1 : 1a = 2 mil laut dari daratan.
1b = 4 mil laut dari daratan.
-
Jalur 2 : 4 – 12 mil dari daratan.
-
Jalur 3 : 12 mil di atas sampai dengan ZEEI.
Jalur penangkapan perairan bagian WPP UNI
untuk pengaturan pengelolaan penangkapan dengan alat penangkap ikan yang
diperbolehkan. Untuk kapal purse seine khusus jalurnya adalah,
jalur 1a, 1b, dan 2 dilarang, yang diper bolehkan adalah jalur 3.
2.
Kegiatan
Praktek
a.
Pengertian
Sistem Instalasi Gardan
Instalasi gardan, yaitu instalasi yang berfungsi untuk menggerakkan
gardan yang berfungsi untuk menarik kolor purse seine, pelampung purse seine,
kolor jangkar, untuk penaikan dan penurunan lampu bangkra atau lampu arus.
b.
Susunan Instalasi
Gardan
Berdasarkan
pengertian diatas, maka instalasi gardan tersusun dari 8 bagian, yaitu:
1.
Motor/mesin
induk (Main Engine).
2.
Roda gigi
pemutus/penyambung tenaga.
3.
Kotak roda gigi
gardan (gear box).
4.
Kotak handle
kopling.
5.
Poros gardan.
6.
Bantalan poros
gardan.
7.
Rumah gardan.
8.
Cupstant.
Untuk lebih jelasnya mengenai instalasi
gardan maka dapat dilihat pada gambar berikut:








































gga ga
Half shaft
![]() |

Drive shaft


Gear
box
![]() |
Roda
gigi penyambung/pemutus tenaga
Gambar 3 : Sistem Instalasi Gardan
1.
Motor Induk (
Main Engine )
Motor induk di kapal khususnya motor
diesel dengan ukuran menengah ke bawah biasanya digunakan pada kapal pengangkap
ikan, kapal patroli, kapal pandu dan sejenisnya. Ukuran motor induk untuk
keperluan tersebut bisa dibagi menjadi 2 golongan yaitu putaran menengah dan
putaran tinggi.
Untuk motor putaran menengah, jumlah
putarannya berkisar antara 500 – 1000 rpm ( rotation per menit ).
Artinya dalam waktu 1 menit, perputaran poros motor itu berjumlah 500 – 1000
putaran. Proses kerjanya 2 langkah atau 4 langkah dengan jumlah silindernya
antara 4 – 8 silinder berderet, ada yang dilengkapi dengan TC (Turbo Changer)
dan ada yang tidak (jenis khusus marine engine).
Untuk motor putaran tinggi, jumlah
putrannya di atas 1000 rpm atau perputaran dalam waktu 1 menit, perputaran
poros motor itu berjujumlah di atas 1000 putaran. Proses kerjanya 2 langkah
atau 4 langkah dengan jumlah silinder 2 – 8 silinder berderet atau 8 – 18
silinder (bentuk V), dilengkapi dengan TC atau tidak. Yang paling sederhana
digunakan pada kapal penangkap ikan adalah motor 4 langkah 1 silinder.

Gambar 4 : Penampang mesin diesel
2.
Roda Gigi
Penyambung / Pemutus Tenaga
Roda gigi penyambung/pemutus adalah bagian
perlengkapan dari kotak roda gigi yang menghubungkan dari mesin gardan ke mesin
induk yang berfungsi sebagai penyambung/pemutus tenaga dari motor induk.

Gambar 5 : Roda
gigi penyambung/pemutus tenaga
3.
Kotak Roda Gigi
Gardan ( Gear Box )
Gear box gardan berfungsi sebagai penerus
putaran dari roda gigi penyambung/pemutus tenaga yang diteruskan ke kotak
handle kopling. Cara kerja gear box gardan sama dengan cara kerja gear box
biasa, yaitu untuk mereduksi (mengurangi) putaran dari motor induk, untuk
mengubah arah putaran motor induk.
4.
Kotak Handle
Kopling
Kotak
handle kopling berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan/pemutus bila tali
tuas handle kopling digerakkan, yang
menggerakkan roda gigi penyambung/pemutus menjadi menyatu/berpisah dengan poros
engkol motor induk, adapun ratio dari motor induk sampai dengan kotak handle
kopling adalah 2 : 1.
Cara kerja
handle kopling ialah sebagai berikut:
·
Tali ditarik
diatas diatas atau tuas handle kopling berada di atas, maka roda gigi
penyambung/pemutus akan tersambung ke poros engkol motor induk yang membuat
gardan akan menjadi bergerak.
·
Tali dalam
keadaan seperti semula atau keadaan tuas handle kopling berada netral, maka
roda gigi penyambung/pemutus akan terpisah dari poros engkol motor induk yang
membuat gardan menjadi tidak bergerak.


Gambar
6 : Kotak handle kopling dan Gambar
7 : Kotak handle kopling
Gear box
5.
Poros Gardan
Fungsi dari poros gardan adalah sebagai
penerus tenaga dari motor induk ke gardan. Berdasarkan letak dan kedudukannya,
poros gardan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
·
Drive Shaft
Drive shaft atau poros penggerak dihubungkan
dari kotak handle kopling sampai dengan rumah gardan yang berfungsi meneruskan
putaran dari motor induk. Adapun ukurannya sebagai berikut:
Panjang : 145 cm
Diameter : 4,7 cm

Gambar 8 : Poros bawah gardan
·
Half Shaft
Half shaft atau poros penggerak cupstant ini
terdiri dari 2 bagian yaitu kanan dan kiri yang tersambung dari rumah gardan sampai
dengan gardan yang berfungsi sebagai penerus putaran dari poros bawah gardan.
Adapun ukurannya sebagai berikut:
Panjang : 152 cm
Diameter : 5.2 cm


Gambar 9 : Poros
sebelah kiri Gambar 10 : poros sebelah kanan
6.
Rumah Gardan
Rumah gardan berfungsi sebagai penerus
putaran dari drive shaft diteruskan ke half shaft atau poros penggerak cupstant
seperti traktor, yaitu 1 poros yang berputar menjadi 2 poros sekaligus berputar
secara langsung. Daya rumah gardan ini ialah 160 DK, rationya dari kotak handle
kopling sampai ke rumah gardan adalah 3 : 1.
Gambar 11 : Rumah Gardan

7.
Bantalan Poros
Gardan
Bantalan poros gardan ada 2 bagian, di kiri dan
kanan yang terletak di bawah poros penggerak cupstant atau half shaft.
Berfungsi untuk mempertahankan kelurusan half shaft pada saat berputar dan
menghindari goyangan poros yang berlebihan akibat sentakan kolor yang kencang
pada saat gardan sedang beroperasi menarik kolor.

Gambar 12 : Bantalan poros
gardan
8.
Cupstant
Cupstant gardan berfungsi sebagai tempat
untuk menarik kolor, cupstant gardan terbuat dari besi baja stainless steel,
tedapat 2 buah di lambung kanan dan kiri kapal. Adapun ukuran cupstant
gardan sebagai berikut:
Panjang : 47 cm
Diameter : 51 cm


Gambar 13 : Cupstant dari samping Gambar
14 : Cupstant dari depan
Adapun komponen – komponen gardan sebagai
berikut:
·
Penutup
Cupstant
Penutup cupstant berfungsi sebagai penahan
cupstant supaya tidak lepas dari porosnya dan los ataupun imbal pada saat dioperasikan.
Penutup cupstant juga terdapat 2 buah di lambung kanan dan kiri kapal. Adapun jumlah
baut penutup cupstant berjumlah 4 buah dan berukuran 14 untuk kunci pas dan
ring.
·
Pipa Air
Pendingin Cupstant
Pipa air pendingin cupstant berfngsi sebagai
pendingin supaya saat gardan beroperasi seperti menarik kolor agar cupstant
tidak cepat panas yang mengakibatkan kolor mudah putus waktu berlangsungnya
penarikan kolor.
C.
Hasil Tangkapan
Adapun hasil tangkapan di KM. Tunas
Rejeki adalah seperti berikut:
a.
Ikan layang
b.
Ikan tongkol
c.
Ikan lonco
d.
Ikan
kembung/banyar
e.
Ikan mata
besar/bentong
f.
Ikan tenggiri
g.
Ikan
sarden/sero
h.
Ikan
bawal/dorang
i.
Ikan semar
j.
Ikan
barakuda/tunul
k.
Ikan merah
l.
Ikan kakap
merah
Gambar 15 : Jenis – jenis ikan hasil tangkapan


Ikan kakap merah Ikan
sero/sarden


Ikan merah Ikan
layang


Ikan barakuda/tunul Ikan mata besar/bentong


Ikan kembung/banyar Ikan
semar
D.
Penanganan
Hasil Tangkap
Adapun penanganan hasil tangkapan
di KM. Tunas Rejeki sebagai berikut:
1.
Setelah
hauling, hasil tangkapan diserok menggunakan penyerok dari jaring langsung
diletakkan di atas geladak kapal, untuk melakukan proses penyortiran.
2.
Setelah
diletakkan di atas geladak kapal, penyortiran berlangsung untuk memisahkan atau
memilih ikan berdasarkan bentuk ukuran, dan jenis ikan. Lalu dimasukkan kedalam
nampan.
3.
Setelah selesai
penyortiran, ikan yang sudah dimasukkan di dalam nampan, dimasukkan ke dalam
palkah pembekuan untuk dibekukan. Pembekuan berlangsung
sekitar 2 hari sehingga benar – benar beku,
suhunya sekitar -250 C.

4.
Sesudah nampan
dimasukan di dalam palkah, baru bersih – bersih kapal habis selesai
penyortiran. Sesudah beku, nampan yang berisi ikan dikeluarkan satu – persatu,
lalu ikan yang sudah beku dipisahkan dari nampan untuk dikemas ke dalam
plastik.
5.
Sesudah dikemas
di dalam plastik, ikan dimasukkan ke dalam palkah untuk disimpan hingga pulang
ke darat. Suhu palkah harus dijaga antara suhu 50 C sampai -100
C. suhunya tidak boleh melebihi dari 50 C, agar ikan yang
sudah beku tidak mencair lagi, akan terjadi kebusukan pada ikan tersebut.
E.
Proses Pemasaran
Proses pemasaran hasil tangkap di
KM. Tunas Rejeki ialah sebagai berikut:
Hasil Tangkapan
Dilelang di TPI.
Setelah kapal bersandar di TPI,
kemudian hasil tangkapan yang ada di dalam palkah dibongkar untuk dilelang ke
Agen Besar di TPI. Kemudian, Agen Besar menjual kembali hasil tangkapan kepada
Pengecer dan di Pasar – pasar, ikan lalu akhirnya sampai ke tangan Konsumen.
Adapun skema pemasarannya adalah sebagai berikut:
Nelayan
|

![]() ![]() |
Pengecer
|
Pasar
|




Konsumen
|
Konsumen
|
Konsumen
|
Gambar 16 : Skema pemasaran hasil tangkapan
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN
A.
Masalah
Adapun masalah masalah yang
dihadapi penulis selama malaksanakanPraktek Kerja Lapangan (PKL), tepatnya di
KM. Tunas Rejeki adalah sebagai berikut:
1.
Patahnya poros
gardan bawah pada sambungan bekas pengelasannya, disebabkan kencangnya kolor
purse seine waktu gardan menariknya, diakibatkan ombak yang besar dan juga ikan
yang banyak.
B.
Pemecahan
1.
Poros gardan
bawah yang patah dilepas, yaitu baut – baut yang menyambung di flens yang
terletak di bawah rumah gardan, dan juga baut – baut yang menyatu di kotak
handle kopling dilepas satu – persatu.
Sesudah
semuanya dilepas, kepala tengkorak atau spider poros gardan bawah
diganti dengan yang baru karena rusak akibat patahnya poros gardan bawah.
Setelah selesai
poros gardan bawah dilepas dan diganti kepala tengkorak atau spider dengan
yang baru, poros yang patah dilas kembali supaya bisa tersambung dengan baik,
setelah selesai dilas, poros gardan bawah dipasang lagi seperti semula, baut –
baut yang menyambung ke flans dan baut – baut yang menyambung ke kotak handle
kopling dipasang satu – persatu hingga kencang dan selesai.
Adapun ukuran
baut – baut di flans berjumlah 8 buah dengan ukuran kunci 15 untuk kunci pas
dan ring, juga sama dengan ukuran dan jumlah baut – baut di handle kopling.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan penulis dari
hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KM. Tunas Rejeki adalah sebagai berikut,
yaitu:
1.
Dapat
membandingkan antara teori yang didapat di sekolah dengan praktek di lapangan
serta dapat menambah pengetahuan lebih dalam dibidang permesinan.
2.
Gardan sangat
penting untuk kapal perikanan seperti kapal purse seine, trawl, bubu, cantrang,
dan lain – lain.
3.
Fungsi mesin
gardan sangat penting sekali dalam pengoperasian alat tangkap, karena
memudahkan pekerjaan nelayan dalam menangkap ikan dengan menggunakan kapal –
kapal dan alat tangkap sekala besar.
B.
Saran
Demi kebaikan bagi seluruh nelayan
di Kecamatan Juwana, penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut:
1.
Setiap Nahkoda
dan KKM disetiap kapal diusahakan memiliki sertifikat ANKAPIN dan ATKAPIN,
supaya tidak ada terjadi hal – hal yang tdak diinginkan seperi terkena razia
oleh Petugas Pengawas Perikanan Laut.
2.
Sebaiknya kapal
– kapal yang tonasenya tidak sesuai dengan ukuran kapalnya, harus disesuaikan agar
tidak merugikan Negara waktu saat pembayaran pajak.
3.
Setiap
pengoperasian alat tangkap sebaiknya nelayan harus memperhatikan jalur yang
diperbolehkan dengan yang tidak, karena disetiap kapal sudah ada peratuannya,
sesuai dengan Peraturan Menteri No. 2 Tahun 2011 tentang Batas Jalur
Penangkapan Ikan.
4.
Sebaiknya bila
ada kerusakan di tengah laut, harusnya segera ditangani semampunya sebelum
dibawa pulang ke darat.
5.
Sebaiknya
disetiap kapal – kapal purse seine dilengkapi dengan purse winch untuk
menarik kolor jangkar sendiri.
Data Kapal dan Motor Induk
Lampiran 1 Data Kapal
A.
Data Kapal
1.
Nama kapal : KM. Tunas Rejeki
2.
Nama pemilik : Supeno
3.
Nama Nahkoda : H. Danuri
4.
Tanda selar : GT. 133 No.1051/Ga
5.
Tahun pembuatan : 1993
6.
Kecepatan : 8,5 Knot
7.
Panjang kapal : 27,73 Meter
8.
Lebar kapal : 8,19 Meter
9.
Dalam kapal : 3,07 Meter
10.
GT : 133
11.
NT : 56
12.
Konstruksi : Kayu
13.
Buatan : Juwana
14.
Jaumlah ABK : 38 Orang
15.
System kemudi : Hidrolik
16.
Alat tangkap : Purse Seine
Lampiran 2 Data
Motor Induk
B.
Data Motor
Induk
1.
Merek : Nissan Diesel
2.
Tipe : RD 10
3.
Model : Bentuk V
4.
Daya : 280 PK
5.
RPM : 2.200 RPM
6.
Buatan : Jepang
7.
System start : Accu 24 Volt/200 Ampere
8.
System
pendingin : Tak langsung
9.
System
pelumasan : Sump Basah
10.
Ratio : 5:1
11.
F.O :
1R-1L-5R-5L-2R-2L-3R-3L-4R-4L
12.
Jumlah silinder : 10 silinder
13.
Minyak pelumas : SAE 40
14.
No : 14568
15.
Bahan bakar : Solar
Gambar 17 : Foto – foto KM. Tunas Rejeki


Lambang KM. Tunas Rejeki Kapal KM. Tunas Rejeki


Penampang
dari depan Penampang dari samping
Gambar 18 : Foto –foto mesin KM. Tunas Rejeki


Mesin induk Kompresor mesin pendingin


Kondensor mesin pendingin Generator
Gambar 19 : Alat Navigasi


GPS Kompas


Fishfander VMS
Gambar 20 : Alat bantu penangkapan


Lampu galaxy Lampu luna maya/lampu cumi

Dewi - dewi

Lampu bangkra/lampu arus
Daftar Pustaka
Karyanto,
E., (2002). Panduan Reparasi Mesin Diesel, Dasar Operasi Service,
Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Karyanto,
E., (2001). Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting
Motor Diesel, Jakarat : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Karyanto,
E., (2003). System Instalasi Gardan, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Nugroho,
Amien., (2005). Ensiklopedi Otomotif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Maleev,
V.L., (1991). Operasi Dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Jakarta : PT.
Erlangga.
Aliredjo,
Subroto., (2006). Pengetahuan Mesin Kapal Perikanan, Diktat Pelatihan
(tidak dipublikasikan), Jakarta : Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan,
Departemen Kelautan dan Perikanan.
Anonimous.,
(1980). Buku Petunjuk 3 Mesin Diesel Nissan, Jakarta : Nissan.
Arismunandar,
Wiranto dan Tsuda, Koichi., (2004). Motor Diesel Putaran Tinggi, Jakarta
: PT. Pradya Paramita.
Dwiyatmo,
Emil Fris., (2006). Rangkaian Gardan, Diktat Kuliah (tidak
dipublikasikan), Jakarta : Sekolah Tinggi Perikanan.
Peraturan
Menteri No. 2., (2011). Batas Jalur Penangkapan, Jakarta : Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Modul
OPKR – 30 – 013B,. (2004). Pemeliharaan / Servis Poros Penggerak Roda,
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
ARSIP
– ARSIP KAPAL
DATA
KM. TUNAS REJEKI
DESA
BENDAR KECAMATAN JUWANA
KABUPATEN
PATI PROVINSI JAWA TENGAH

SEKOLAH
USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM) PONTIANAK
BADAN
PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIANAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN
2011
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking