Dinsdag 23 April 2013

Laporan PKL (Instalasi Gardan)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penyelenggaraan pendidikan perikanan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Pontianak merupakan salah satu program guna pembangunan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka menyiapkan/menghasilkan sumber daya manusia kelautan dan perikanan tingkat menengah yang bermoral, berjiwa bahari, dan wirausaha serta memiliki etos kerja tinggi yang siap memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme, sehingga diharapkan dimasa mendatang dapat menjadi pemuda yang bisa mengembangkan sektor kelautan dan perikanan yang benar – benar menjadi sektor andalan di Asia maupun di Dunia.
Guna mewujudkan harapan tersebut, maka SUPM Negeri Pontianak sebagai Unit Pelaksanaan Teknis di daerah untuk merealisasikan program ini. Di dalam pelaksanaan proses balajar mengajar di SUPM Negeri Pontianak menerapkan pola semester sesuai kurikulum. Dimana perbandingan teori dengan praktek secara keseluruhan adalah 30% teori berbanding 70% praktek. Salah satu kegiatan praktek yang dilaksanakan adalah Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa/I Tingkat II (Dua) Semester IV (Empat) bagi semua program keahlian.
Di dalam pelaksanaan PKL, siswa/I diwajibkan untuk mengintegrasikan diri di lingkungan masyarakat nelayan dan mengembangkan kecakapan di bidang perikanan serta permesinan kapal perikanan dalam situasi nyata, baik masalah teknis, maupun masalah sosial ekonomi, serta memperbandingkan antara teori yang telah dipelajari di sekolah dengan praktek di lapangan.
Permesinan sangat penting bagi kapal – kapal perikanan baik yang kecil maupun yang besar. Apalagi gardan sebagai mesin bantu dikapal perikanan baik kapal trawl maupun kapal purse seine.
Mesin gardan berfungsi sebagai perarik kolor purse seine atau trawl maupun kolor jangkar kapal. Mesin gardan masih menggunakan tenaga dari mesin induk untuk menggerakannya, tetapi bisa diatur waktu pengoperasiannya. Oleh karena itu mesin gardan sangat dibutuhkan di kapal – kapal perikanan, setiap kapal perikanan yg tidak mempunyai gardan maka kerja awak kapal akan terasa lebih berat.
B.     Tujuan
            Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk menambah wawasan dan meningkatkan pola pikir siswa/I kemasa yang akan datang, terealisasi dalam berintegrasi dengan masyarakat perikanan dan masyarakat di unit – unit usaha perikanan.
            Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) diantaranya adalah sebagai berikkut:
1.      Dapat menambah wawasan dan meningkatkan tenaga teknis di bidang permesinan kapal perikanan yang berkualitas dan mampu memperbaiki dan mengoperasikan dan merawat mesin perikanan.
2.      Agar siswa/I dapat melihat dan mengamati secara langsung cara kerja mesin gardan dan bagaimana cara merawat dan memperbaikinya jika terjadi kerusakan.
3.      Agar siswa/I mendapatkan pengalaman kerja di laut, terutama dibagian permesinan kapal perikanan serta dapat menerapkan dan memperbandingkan ilmu yang telah dipelajari di sekolah dengan ilmu yang di dapat waktu praktek di lapangan.
4.      Melatih siswa/I agar dapat bekerja sama dengan orang – orang yang berada di lahan praktek dan mengembangkan pengalaman belajar di dunia perikanan dan unit kerja lainnya, serta melatih siswa/I agar menjadi pribadi yang lebih mandiri.
C.    Manfaat
            Manfaat yang penulis peroleh selama berada di lahan praktek waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KM. Tunas Rejeki adalah sebagai berikut:
1.      Dapat melihat dan mengetahui secara langsung cara kerja gardan dan system instalasinya.
2.      Mendapat pengalaman kerja di laut, terutama di kapal perikanan di bagian permesinan dan dapat bekerja sama dengan semua awak kapal serta dapat mengenal masyarakat perikanan.
3.      Menambah wawasan cara kerja purse seine dan permesinan kapal parikanan.
D.    Visi dan Misi
1.      Visi
·         Terwujudnya sumber daya manusia yang bermoral, profesional, dan berjiwa bahari.
·         Dapat menemukan ide – ide baru tentang permesinan kapal perikanan.
2.      Misi
·         Mengembangkan pendidikan yang berkualitas setara dengan bangsa lain.
·         Mengembangkan sumber daya manusia di bidang permesinan kapal perikanan.


E.     Alasan Memilih Judul
            Sesuai dengan program keahlian Teknika Perikanan Laut (TPL), penulis mengambil judul sesuai PESAWAT BANTU KAPAL PERIKANAN dengan judul “SISTEM INSTALASI GARDAN”. Supaya penulis lebih memahami dan dapat menambah pengetahuan tentang pesawat bantu kapal perikanan khususnya tentang mesin gardan, supaya dapat menjadi pemuda yang terampil dan mempunyai ide – ide cemerlang, serta siap terjun kelapangan dunia permesinan kapal perikanan.

















 BAB II
PERSIAPAN
A.    Rencana Kegiatan
             Sebelum berangkat ke lokasi praktek, para Insruktur memberikan pengarahan kepada peserta praktek yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang keadaan di lapangan dan cara hidup bersosialisasi dengan masyarakat. Peserta praktek diwajibkan membuat suatu rencana kegiatan praktek kerja lapangan. Tujuannya adalah memberikan acuan bagi peserta praktek, sehingga peserta praktek mendapat gambaran untuk melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan. Rencana kegiatan praktek kerja lapangan dibuat peserta praktek yang bersangkutan dan dikonsultasikan dengan guru pembimbing intern masing – masing, dan harus disetujui serta ditanda tangani oleh masing – masing pembimbing intern dan ketua jurusan.












      Rencana kegitan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel I
Rencana Kegiatan



Bulan/Minggu
No
Uraian Kegiatan
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September


1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan
X



























2
Pembekalan

X


























3
Konsultasi ke Pembimbing Intern

X


























4
Berangkat ke lokasi praktek


X

























5
Tiba di lokasi praktek


X

























6
Melapor ke instansi terkait


X

























7
Penampatan kost induk semang


X

























8
Bakti sosial


X

























9
Penempatan kapal



X
























10
Kegiatan Praktek



X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X






11
Pengumpulan data



X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X






12
Konsultasi ke Pembimbing Ekstern




X


X



X



X



X

X






13
Penjemputan pulang






















X





14
Libur lebaran























X
X



15
Menyusun laporan di rumah























X
X



16
Masuk kampus

























X


17
Seminar


























X

18
Ujian Pertanggung jawaban



























X
19
Perbaikan Laporan



























X
20
Pengumpulan laporan



























X


B.     Jadwal Kegiatan
           Selama melaksanakan praktek kerja lapangan penulis membuat jadwal kegiatan yang tersusun seperti berikut:
Tabel II
Jadwal Kegiatan
No
Hari/Tanggal
Uraian Kegiatan
Keterangan
1




2






3


4






5






7





8




9






10





11






12





13





14


15









16












17


18
7 – 14 Maret 2011



15 – 27 Maret 2011





28 – 31 Maret 2011

1 – 16 April 2011





17 – 30 April 2011





1 –15 Mei 2011





16 – 22 Mei 2011



23 – 31 Mei 2011





1 – 13 Juni 2011




14 – 21 Juni 2011





22 – 30 Juni 2011




1 – 13 Juli 2011





14–24 Juli 2011


25–31 Juli 2011









1 – 28 Agustus 2011











29 – 31 Agustus 2011

1–11 September 2011



v  Pembekalan.
v  Konsultasi ke pembimbing intern.
v  Pembuatan RKU.
v  Berangkat ke lokasi praktek.
v  Tiba di lokasi praktek.
v  Penempatan induk semang.
v  Melapor ke instansi terkait.
v  Berangkat ke Dinas Perikanan Pati.
v  Pembekalan dari Ketua Dinas Perikanan Pati.
v  Penempatan kapal.
v  Mengisi perbekalan.
v  Berangkat ke fishing ground.
v  Tiba di fishing ground.
v  Pengiperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Membekukan ikan ke frezer.
v  Mengemas ikan.
v  Memperbaiki jaring.
v  Istirahat terang bulan.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Mengisi air tawar.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Mengecat kamar mesin.
v  Istirahat ke pulau.
v  Memperbaiki jarring.
v  Mengganti tiang geladak atas.
v  Berngkat ke fishing ground.
v  Tiba di fishing ground.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Mengisi air tawar.
v  Mengisi bahan bakar.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Memperbaiki jaring.
v  Istirahat ke pulau.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Menambah perbekalan.
v  Over haule mesin generator.
v  Mengisi bahan bakar.
v  Berangkat ke fishing ground.
v  Tiba di fishing ground.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Pengisian air tawar.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Pulang ke Juwana.
v  Tiba di TPI Juwana.
v  Bongkar ikan di TPI
v  Istirahat di kos.
v  Penempatan kapal.
v  Mengisi perbekalan.
v  Berangkat ke fishing ground.
v  Tiba di fishing ground.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiran ikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Memperbaiki jaring.
v  Pengoperasian alat tangkap.
v  Penyortiranikan.
v  Bersih – bersih kapal.
v  Pembekuan ikan di frezer.
v  Pengemasan ikan.
v  Memperbaiki jaring.
v  Memperbaiki gardan.
v  Mengisi air tawar.
v  Mengisi bahan bakar.
v  Pengambil data.
v  Pengumpulan data.
v  Pulang ke Juwana.
v  Tiba di TPI Juwana.
v  Melapor ke instansi terkait.
v  Membeli tiket kapal.
v  Pulang ke Pontianak.
v  Tiba di Pontianak.
v  Penyusunan laporan.
v  Pengetikan laporan.
v  Masuk kampus.
Kampus
Kampus

Kampus
Pelabuhan Pontianak
Pelabuhan Semarang
Desa Bendar
Desa Bendar
Pati

Pati

Pelabuhan Juwana
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
Pulau Kerayaan
Pulau Kerayaan
Pulau Kerayaan
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
Pulau Kerayaan
Pulau Kerayaan
Pulau Kerayaan
Pulau Kerayaan
Pulau Kerayaan
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
TPI Juwana
TPI Juwana
Desa Bendar
Pelabuhan Juwana
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
KM. Tunas Rejeki
TPI Juwana
Desa Bendar
Semarang
Pelabuhan Semarang
Pelabuhan Pontianak
Rumah
Rumah
Kampus

C.    Potensi Wilayah
           Potensi wilayah yang penulis amati selama melakukan Praktek Kerja Lapangan ( PKL) di daerah Bendar Kecamatan Juwana letaknya sangat strategis, yaitu di Pelabuhan Juwana merupakan tempatnya kapal – kapal berlabuh, seperti kapal -  kapal dari Juwana sendiri, Pekalongan, Rembang, Tegal, dan lain – lain.
           Di Desa Bendar juga banyak terdapat tambak – tambak yang cukup luas, seperti tambak bandeng, tambak udang, dan lain – lain.
DATA PENDUDUK WILAYAH DESA BENDAR KECAMATAN JUWANA
DI AKHIR TAHUN 2010
DESA BENDAR KECAMATAN JUWANA
Jumlah penduduk       : 5.254 Orang
Laki – laki                  : 2.157 Orang
Perempuan                 : 3.097 Orang
Dari 21 RT / 7 RW.
1.      Luas dan Batas Wilayah Desa Bendar
a.       Luas Desa                  : 198,197 Ha
b.      Batas Wilayah
-          Sebelah Utara       : Growong Lor
-          Sebelah Selatan    : Bumi Rejo
-          Sebelah Barat       : Bajo Mulyo
-          Sebelah Timur      : Tri Mulyo
2.      Kondisi Geografis
a.       Tinggi tanah dari permukaan laut      : 5,80 Meter
b.      Banyak curah hujan                           : 36,80 Mm/Tahun
c.       Topografi                                           : Pantai
d.      Suhu udara rata – rata                        : 34° C
3.      Orbitasi ( Jarak Dari Pusat Pemerintahan )
a.       Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan    : 2 Km
b.      Jarak dari Ibu Kota Kabupaten                      : 14 Km
c.       Jarak Ibu Kota Provinsi                                 : 91 Km
d.      Jarak Ibu Kota Negara                                   : 561 Km
Sumber data dari Kantor Kepala Desa Bendar Kecamatan Juwana
Sumber peta dari Desa Bendar Kecamatan Juwana
Gambar 1 : Peta Desa Bendar
Sumber peta dari Desa Bendar Kecamatan Juwana
Gambar 2 : Peta Kecamatan Juwana



BAB III
PELAKSANAAN
A.    Waktu Dan Lokasi
1.      Waktu
     Sesuai dengan kurikulum pendidikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Pontianak, khususnya untuk tingkat II semester IV. Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sesuai dengan program keahlian masing – masing. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) terhitung mulai dari tanggal 14 Maret 2011 sampai dengan tanggal 10 September 2011.
2.      Lokasi
     Adapun lokasi/tempat yang diambil oleh penulis sebagai tempat untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk tingkat II semester IV, yaitu di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dalam hal ini penulis mengikuti/melaksanakan prakteknya di KM. Tunas Rejeki yang beroperasi di Perairan Laut Jawa dan Selat Makassar.
B.     Kegiatan Kerja Lapangan
1.      Persiapan Produksi
a.      Persiapan di Darat
           Persiapan di darat sangat penting dilakukan oleh para nelayan untuk berangkat ke laut, yang harus disiapkan para nelayan antara lain:
-          Persiapan konsumsi seperti: beras, air minum, air tawar, rempah – rempah, buah – buahan, jajanan, dan lain – lain.
-          Persiapan bahan bakar seperti: solar, bensin, oli, dan lain – lain.
-          Belanja perlengkapan untuk perbaikan/kebersihan kapal di laut.
-          Menyiapkan surat – surat kapal yaitu:
·         Surat izin berlayar.
·         Surat ukur kapal.
·         Surat izin usaha penangkapan.
·         Surat izin penangkapan ikan.
·         SIJIL.
b.      Persiapan di Kapal
           Persiapan di kapal sangat penting dilakukan oleh para nelayan. Hal – hal yang harus dipersiapkan ialah sebagai berikut:
-          Menyiapkan alat tangkap.
-          Menyiapkan basket dan nampan.
-          Menyiapkan lampu bangkra / lampu arus dan rumpon.
-          Memeriksa keadaan mesin.
-          Memeriksa keadaan frezer.
-          Menentukan daerah fishing ground.
·         Laut Jawa dengan nomor jalur penangkapan 712.
·         Selat Makassar dengan nomor jalur penangkapan 713.
     Jalur penangkapan menurut Peraturan Menteri No.2 Tahun 2011 tentang Batas Jalur Penangkapan, dengan jalur penangkapan dibagi 3 bagian:
-          Jalur 1       : 1a = 2 mil laut dari daratan.
                   1b = 4 mil laut dari daratan.
-          Jalur 2       : 4 – 12 mil dari daratan.
-          Jalur 3       : 12 mil di atas sampai dengan ZEEI.
     Jalur penangkapan perairan bagian WPP UNI untuk pengaturan pengelolaan penangkapan dengan alat penangkap ikan yang diperbolehkan. Untuk kapal purse seine khusus jalurnya adalah, jalur 1a, 1b, dan 2 dilarang, yang diper bolehkan adalah jalur 3.
2.      Kegiatan Praktek
a.      Pengertian Sistem Instalasi Gardan
           Instalasi gardan, yaitu instalasi yang berfungsi untuk menggerakkan gardan yang berfungsi untuk menarik kolor purse seine, pelampung purse seine, kolor jangkar, untuk penaikan dan penurunan lampu bangkra atau lampu arus.
b.      Susunan Instalasi Gardan
           Berdasarkan pengertian diatas, maka instalasi gardan tersusun dari 8 bagian, yaitu:
1.      Motor/mesin induk (Main Engine).
2.      Roda gigi pemutus/penyambung tenaga.
3.      Kotak roda gigi gardan (gear box).
4.      Kotak handle kopling.
5.      Poros gardan.
6.      Bantalan poros gardan.
7.      Rumah gardan.
8.      Cupstant.
     Untuk lebih jelasnya mengenai instalasi gardan maka dapat dilihat pada gambar berikut:

     Cupstant                                                     
     gga  ga                   Half shaft


 
                                    Rumah gardan                                  Flens

                                                                                  Drive shaft


                                                                                    Kotak handle kopling

                                                                                                                        Motor induk

                                                            Gear box



 
                                                                        Roda gigi penyambung/pemutus tenaga
Gambar 3 : Sistem Instalasi Gardan
1.      Motor Induk ( Main Engine )
      Motor induk di kapal khususnya motor diesel dengan ukuran menengah ke bawah biasanya digunakan pada kapal pengangkap ikan, kapal patroli, kapal pandu dan sejenisnya. Ukuran motor induk untuk keperluan tersebut bisa dibagi menjadi 2 golongan yaitu putaran menengah dan putaran tinggi.
      Untuk motor putaran menengah, jumlah putarannya berkisar antara 500 – 1000 rpm ( rotation per menit ). Artinya dalam waktu 1 menit, perputaran poros motor itu berjumlah 500 – 1000 putaran. Proses kerjanya 2 langkah atau 4 langkah dengan jumlah silindernya antara 4 – 8 silinder berderet, ada yang dilengkapi dengan TC (Turbo Changer) dan ada yang tidak (jenis khusus marine engine).
      Untuk motor putaran tinggi, jumlah putrannya di atas 1000 rpm atau perputaran dalam waktu 1 menit, perputaran poros motor itu berjujumlah di atas 1000 putaran. Proses kerjanya 2 langkah atau 4 langkah dengan jumlah silinder 2 – 8 silinder berderet atau 8 – 18 silinder (bentuk V), dilengkapi dengan TC atau tidak. Yang paling sederhana digunakan pada kapal penangkap ikan adalah motor 4 langkah 1 silinder.
PENAMPANG M      Fungsi dari motor induk adlah sebagai sumber tenaga pertama dan utama pada instalasi tenaga penggerak kapal maupun instalasi gardan.








Gambar 4 : Penampang mesin diesel


2.      Roda Gigi Penyambung / Pemutus Tenaga
      Roda gigi penyambung/pemutus adalah bagian perlengkapan dari kotak roda gigi yang menghubungkan dari mesin gardan ke mesin induk yang berfungsi sebagai penyambung/pemutus tenaga dari motor induk.
Gambar 5 : Roda gigi penyambung/pemutus tenaga
3.      Kotak Roda Gigi Gardan ( Gear Box )
      Gear box gardan berfungsi sebagai penerus putaran dari roda gigi penyambung/pemutus tenaga yang diteruskan ke kotak handle kopling. Cara kerja gear box gardan sama dengan cara kerja gear box biasa, yaitu untuk mereduksi (mengurangi) putaran dari motor induk, untuk mengubah arah putaran motor induk.
4.      Kotak Handle Kopling
      Kotak handle kopling berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan/pemutus bila tali tuas handle  kopling digerakkan, yang menggerakkan roda gigi penyambung/pemutus menjadi menyatu/berpisah dengan poros engkol motor induk, adapun ratio dari motor induk sampai dengan kotak handle kopling adalah 2 : 1.


Cara kerja handle kopling ialah sebagai berikut:
·         Tali ditarik diatas diatas atau tuas handle kopling berada di atas, maka roda gigi penyambung/pemutus akan tersambung ke poros engkol motor induk yang membuat gardan akan menjadi bergerak.
·         Tali dalam keadaan seperti semula atau keadaan tuas handle kopling berada netral, maka roda gigi penyambung/pemutus akan terpisah dari poros engkol motor induk yang membuat gardan menjadi tidak bergerak.
                                         
Gambar 6 : Kotak handle kopling dan                             Gambar 7 : Kotak handle  kopling    
                   Gear box

5.      Poros Gardan
    Fungsi dari poros gardan adalah sebagai penerus tenaga dari motor induk ke gardan. Berdasarkan letak dan kedudukannya, poros gardan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:



·         Drive Shaft
    Drive shaft atau poros penggerak dihubungkan dari kotak handle kopling sampai dengan rumah gardan yang berfungsi meneruskan putaran dari motor induk. Adapun ukurannya sebagai berikut:
Panjang                : 145 cm
Diameter              : 4,7 cm
                                         Gambar 8 : Poros bawah gardan
·         Half  Shaft
    Half shaft atau poros penggerak cupstant ini terdiri dari 2 bagian yaitu kanan dan kiri yang tersambung dari rumah gardan sampai dengan gardan yang berfungsi sebagai penerus putaran dari poros bawah gardan. Adapun ukurannya sebagai berikut:
Panjang                : 152 cm
Diameter              : 5.2 cm
                                                            
Gambar 9 : Poros sebelah kiri                                            Gambar 10 : poros sebelah kanan
6.      Rumah Gardan
    Rumah gardan berfungsi sebagai penerus putaran dari drive shaft diteruskan ke half shaft atau poros penggerak cupstant seperti traktor, yaitu 1 poros yang berputar menjadi 2 poros sekaligus berputar secara langsung. Daya rumah gardan ini ialah 160 DK, rationya dari kotak handle kopling sampai ke rumah gardan adalah 3 : 1.
Gambar 11 : Rumah Gardan




7.      Bantalan Poros Gardan
    Bantalan poros gardan ada 2 bagian, di kiri dan kanan yang terletak di bawah poros penggerak cupstant atau half shaft. Berfungsi untuk mempertahankan kelurusan half shaft pada saat berputar dan menghindari goyangan poros yang berlebihan akibat sentakan kolor yang kencang pada saat gardan sedang beroperasi menarik kolor.
                Gambar 12 : Bantalan poros gardan
8.      Cupstant
    Cupstant gardan berfungsi sebagai tempat untuk menarik kolor, cupstant gardan terbuat dari besi baja stainless steel, tedapat 2 buah di lambung kanan dan kiri kapal. Adapun ukuran cupstant gardan sebagai berikut:
Panjang               : 47 cm
Diameter             : 51 cm
                                    
       Gambar 13 : Cupstant dari samping                                Gambar 14 : Cupstant dari depan
 Adapun komponen – komponen gardan sebagai berikut:
·         Penutup Cupstant
    Penutup cupstant berfungsi sebagai penahan cupstant supaya tidak lepas dari porosnya dan los ataupun imbal pada saat dioperasikan. Penutup cupstant juga terdapat 2 buah di lambung kanan dan kiri kapal. Adapun jumlah baut penutup cupstant berjumlah 4 buah dan berukuran 14 untuk kunci pas dan ring.
·         Pipa Air Pendingin Cupstant
    Pipa air pendingin cupstant berfngsi sebagai pendingin supaya saat gardan beroperasi seperti menarik kolor agar cupstant tidak cepat panas yang mengakibatkan kolor mudah putus waktu berlangsungnya penarikan kolor.
C.    Hasil Tangkapan
             Adapun hasil tangkapan di KM. Tunas Rejeki adalah seperti berikut:
a.       Ikan layang
b.      Ikan tongkol
c.       Ikan lonco
d.      Ikan kembung/banyar
e.       Ikan mata besar/bentong
f.       Ikan tenggiri
g.      Ikan sarden/sero
h.      Ikan bawal/dorang
i.        Ikan semar
j.        Ikan barakuda/tunul
k.      Ikan merah
l.        Ikan kakap merah
Gambar 15 : Jenis – jenis ikan hasil tangkapan
                          
       Ikan kakap merah                                                  Ikan sero/sarden

                          
                 Ikan merah                                                    Ikan layang

                          
       Ikan barakuda/tunul                                      Ikan mata besar/bentong

                          
       Ikan kembung/banyar                                            Ikan semar

D.    Penanganan Hasil Tangkap
             Adapun penanganan hasil tangkapan di KM. Tunas Rejeki sebagai berikut:
1.      Setelah hauling, hasil tangkapan diserok menggunakan penyerok dari jaring langsung diletakkan di atas geladak kapal, untuk melakukan proses penyortiran.
2.      Setelah diletakkan di atas geladak kapal, penyortiran berlangsung untuk memisahkan atau memilih ikan berdasarkan bentuk ukuran, dan jenis ikan. Lalu dimasukkan kedalam nampan.
3.      Setelah selesai penyortiran, ikan yang sudah dimasukkan di dalam nampan, dimasukkan ke dalam palkah pembekuan untuk dibekukan. Pembekuan berlangsung  sekitar 2 hari sehingga benar – benar beku, suhunya sekitar -250 C.
4.      Sesudah nampan dimasukan di dalam palkah, baru bersih – bersih kapal habis selesai penyortiran. Sesudah beku, nampan yang berisi ikan dikeluarkan satu – persatu, lalu ikan yang sudah beku dipisahkan dari nampan untuk dikemas ke dalam plastik.
5.      Sesudah dikemas di dalam plastik, ikan dimasukkan ke dalam palkah untuk disimpan hingga pulang ke darat. Suhu palkah harus dijaga antara suhu 50 C sampai -100 C. suhunya tidak boleh melebihi dari 50 C, agar ikan yang sudah beku tidak mencair lagi, akan terjadi kebusukan pada ikan tersebut.
E.     Proses Pemasaran
             Proses pemasaran hasil tangkap di KM. Tunas Rejeki ialah sebagai berikut:
Hasil Tangkapan Dilelang di TPI.
             Setelah kapal bersandar di TPI, kemudian hasil tangkapan yang ada di dalam palkah dibongkar untuk dilelang ke Agen Besar di TPI. Kemudian, Agen Besar menjual kembali hasil tangkapan kepada Pengecer dan di Pasar – pasar, ikan lalu akhirnya sampai ke tangan Konsumen. Adapun skema pemasarannya adalah sebagai berikut:
Nelayan
Agen Besar

Pengecer

Pasar

Konsumen

Konsumen

Konsumen

Gambar 16 : Skema pemasaran hasil tangkapan














BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHAN
A.    Masalah
             Adapun masalah masalah yang dihadapi penulis selama malaksanakanPraktek Kerja Lapangan (PKL), tepatnya di KM. Tunas Rejeki adalah sebagai berikut:
1.      Patahnya poros gardan bawah pada sambungan bekas pengelasannya, disebabkan kencangnya kolor purse seine waktu gardan menariknya, diakibatkan ombak yang besar dan juga ikan yang banyak.
B.     Pemecahan
1.      Poros gardan bawah yang patah dilepas, yaitu baut – baut yang menyambung di flens yang terletak di bawah rumah gardan, dan juga baut – baut yang menyatu di kotak handle kopling dilepas satu – persatu.
Sesudah semuanya dilepas, kepala tengkorak atau spider poros gardan bawah diganti dengan yang baru karena rusak akibat patahnya poros gardan bawah.
Setelah selesai poros gardan bawah dilepas dan diganti kepala tengkorak atau spider dengan yang baru, poros yang patah dilas kembali supaya bisa tersambung dengan baik, setelah selesai dilas, poros gardan bawah dipasang lagi seperti semula, baut – baut yang menyambung ke flans dan baut – baut yang menyambung ke kotak handle kopling dipasang satu – persatu hingga kencang dan selesai.
Adapun ukuran baut – baut di flans berjumlah 8 buah dengan ukuran kunci 15 untuk kunci pas dan ring, juga sama dengan ukuran dan jumlah baut – baut di handle kopling.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
             Berdasarkan pengamatan penulis dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KM. Tunas Rejeki adalah sebagai berikut, yaitu:
1.      Dapat membandingkan antara teori yang didapat di sekolah dengan praktek di lapangan serta dapat menambah pengetahuan lebih dalam dibidang permesinan.
2.      Gardan sangat penting untuk kapal perikanan seperti kapal purse seine, trawl, bubu, cantrang, dan lain – lain.
3.      Fungsi mesin gardan sangat penting sekali dalam pengoperasian alat tangkap, karena memudahkan pekerjaan nelayan dalam menangkap ikan dengan menggunakan kapal – kapal dan alat tangkap sekala besar.
B.     Saran
             Demi kebaikan bagi seluruh nelayan di Kecamatan Juwana, penulis memberikan saran antara lain sebagai berikut:
1.      Setiap Nahkoda dan KKM disetiap kapal diusahakan memiliki sertifikat ANKAPIN dan ATKAPIN, supaya tidak ada terjadi hal – hal yang tdak diinginkan seperi terkena razia oleh Petugas Pengawas Perikanan Laut.
2.      Sebaiknya kapal – kapal yang tonasenya tidak sesuai dengan ukuran kapalnya, harus disesuaikan agar tidak merugikan Negara waktu saat pembayaran pajak.
3.      Setiap pengoperasian alat tangkap sebaiknya nelayan harus memperhatikan jalur yang diperbolehkan dengan yang tidak, karena disetiap kapal sudah ada peratuannya, sesuai dengan Peraturan Menteri No. 2 Tahun 2011 tentang Batas Jalur Penangkapan Ikan.
4.      Sebaiknya bila ada kerusakan di tengah laut, harusnya segera ditangani semampunya sebelum dibawa pulang ke darat.
5.      Sebaiknya disetiap kapal – kapal purse seine dilengkapi dengan purse winch untuk menarik kolor jangkar sendiri.


















Data Kapal dan Motor Induk
Lampiran 1 Data Kapal
A.    Data Kapal
1.      Nama kapal                    : KM. Tunas Rejeki
2.      Nama pemilik                 : Supeno
3.      Nama Nahkoda              : H. Danuri
4.      Tanda selar                     : GT. 133 No.1051/Ga
5.      Tahun pembuatan         : 1993
6.      Kecepatan                       : 8,5 Knot
7.      Panjang kapal                : 27,73 Meter
8.      Lebar kapal                    : 8,19 Meter
9.      Dalam kapal                   : 3,07 Meter
10.  GT                                   : 133
11.  NT                                   : 56
12.  Konstruksi                      : Kayu
13.  Buatan                             : Juwana
14.  Jaumlah ABK                 : 38 Orang
15.  System kemudi               : Hidrolik
16.  Alat tangkap                   : Purse Seine




Lampiran 2 Data Motor Induk
B.     Data Motor Induk
1.      Merek                              : Nissan Diesel
2.      Tipe                                 : RD 10
3.      Model                              : Bentuk V
4.      Daya                                : 280 PK
5.      RPM                                : 2.200 RPM
6.      Buatan                             : Jepang
7.      System start                    : Accu 24 Volt/200 Ampere
8.      System pendingin           : Tak langsung
9.      System pelumasan          : Sump Basah
10.  Ratio                                : 5:1
11.  F.O                                   : 1R-1L-5R-5L-2R-2L-3R-3L-4R-4L
12.  Jumlah silinder               : 10 silinder
13.  Minyak pelumas             : SAE 40
14.  No                                    : 14568
15.  Bahan bakar                   : Solar






Gambar 17 : Foto – foto KM. Tunas Rejeki

                              
   Lambang KM. Tunas Rejeki                                Kapal KM. Tunas Rejeki

            
       Penampang dari depan                                      Penampang dari samping









Gambar 18 : Foto –foto mesin KM. Tunas Rejeki

                        
                   Mesin induk                                           Kompresor mesin pendingin

                        
   Kondensor mesin pendingin                                                   Generator









Gambar 19 : Alat Navigasi

                               
                   GPS                                                                        Kompas

                        
                   Fishfander                                                               VMS









Gambar 20 : Alat bantu penangkapan

                         
                 Lampu galaxy                                               Lampu luna maya/lampu cumi
Dewi - dewi
Lampu bangkra/lampu arus

Daftar Pustaka

Karyanto, E., (2002). Panduan Reparasi Mesin Diesel, Dasar Operasi Service, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Karyanto, E., (2001). Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor Diesel, Jakarat : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Karyanto, E., (2003). System Instalasi Gardan, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Nugroho, Amien., (2005). Ensiklopedi Otomotif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Maleev, V.L., (1991). Operasi Dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Jakarta : PT. Erlangga.
Aliredjo, Subroto., (2006). Pengetahuan Mesin Kapal Perikanan, Diktat Pelatihan (tidak dipublikasikan), Jakarta : Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Anonimous., (1980). Buku Petunjuk 3 Mesin Diesel Nissan, Jakarta : Nissan.
Arismunandar, Wiranto dan Tsuda, Koichi., (2004). Motor Diesel Putaran Tinggi, Jakarta : PT. Pradya Paramita.
Dwiyatmo, Emil Fris., (2006). Rangkaian Gardan, Diktat Kuliah (tidak dipublikasikan), Jakarta : Sekolah Tinggi Perikanan.
Peraturan Menteri No. 2., (2011). Batas Jalur Penangkapan, Jakarta : Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Modul OPKR – 30 – 013B,. (2004). Pemeliharaan / Servis Poros Penggerak Roda, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.


ARSIP – ARSIP KAPAL
DATA KM. TUNAS REJEKI
DESA BENDAR KECAMATAN JUWANA
KABUPATEN PATI PROVINSI JAWA TENGAH


SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM) PONTIANAK
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIANAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2011


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking